masukkan script iklan disini
Garapan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan (Himajip) tersebut menghadirkan dua narasumber yakni, Dr. M. Takbir Malliongi (Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Alauddin) dan Eko Rusdianto (Penulis).
Menurut Takbir dalam kehidupan kampus, mahasiswa kerap kali mendapatkan kekerasan simbolik yang dilakukan oleh oknum dosen, baik dalam bentuk bahasa maupun jabatan.
"Didalam kampus misalnya dosen memaksakan cara pandangnya, misalnya harusko begini, harusko begitu dan seterusnya, Kemudian tidak mendengarkan suara mahasiswa," tuturnya.
Lanjut Takbir, acab kali oknum dosen menganggap dirinya sebagai seorang yang superioritas dalam proses belajar mengajar.
"Padahal mahasiswa itu juga berpengetahuan, nah selama ini kekeliruan kita mengasumsikan mahasiswa sebagai mahluk atau orang yang kurang berpengetahuan bahkan tidak berpengetahuan, makanya disusupilah pengetahuan ini berdasarkan imajinasi dan pengetahuan dosennya," bebernya.
Di sisi lain, Eko Rusdianto, mengatakan UIN Alauddin Makassar tutup mata terhadap hak mahasiswi yang menentang kewajiban menggunakan jilbab di kampus.
"Apakah semua orang Islam yang ada di kampus ini harus berjilbab, apakah tidak ada wacana atau perdebatan bahwa perempuan, boleh dong tidak pake jilbab," katanya.
Eko Rusdianto @menganalogikan kekerasan budaya dalam lingkungan kampus yang tidak ramah terhadap hak mahasiswi non muslim yang diwajibkan memakai jilbab.
"Saya dengan enteng bilang saya ini orang Kristen masuk disini kuliah saya pake jilbab untuk menghormati itu, tidak begitu. Disitu harus diperdebatkan harusnya diwacanakan," tutupnya.
Reporter: Afanullah
Editor: Rifa'tul Mahmuda
