masukkan script iklan disini
Mengangkat tema “Membumikan yang Terasing di Tanah Asalnya” kegiatan ini bukan hanya seremonial belaka, melainkan pementasan yang mengandung nilai-nilai penting didalamnya mengenai kebudayaan, sejarah, hingga keresahan yang dirasakan oleh masyarakat tanah Luwu.
Acara tersebut merupakan bagian dari proses pengukuhan anggota penuh PKPT IPMIL Raya Universitas Islam Negeri Makassar (UINAM).
Dalam pentas yang diadakan tersebut, para kader mementaskan tari, musik, perkusi, dan teatrikal puisi yang menyampaikan mengenai keresahan mereka.
dalam wawancara yang kami lakukan, Ketua Umum IPMIL UINAM, Muh. Devgan Ramadhan menjelaskan kegiatan Sitammu Rupa atau yang diartikan sebagai bertemu muka merupakan kegiatan kaderisasi sekaligus forum silaturahmi baik bagi internal pengurus maupun Wija To Luwu (keturunan dari tanah Luwu) yang ada di kota Makassar.
“Kegiatan ini juga merupakan tahap kaderisasi IPMIL UINAM dimana adik-adik dikukuhkan setelah mengikuti tahap LK 1 [untuk] menjadi anggota penuh keluarga besar PKPT IPMIL Raya UINAM," bebernya.
Lebih lanjut, Devgan menjelaskan alasan mengangkat tema tersebut, yakni merefleksikan kehidupan di daerah Walenrang yang enklave dari induknya yaitu Belopa (Ibu Kota Kabupaten luwu).
“Masyarakat Walmas ketika ingin mengurus administrasi di kantor daerah di Belopa harus melewati satu daerah terlebih dahulu, yaitu Kota Palopo."
pementasan ini juga menjadi momentum dalam merefleksikan kembali perjuangan Wija To Luwu yang mengharapkan terwujudnya pemekaran Kabupaten Luwu Tengah.
Tampak pada background panggung terdapat empat logo Kabupaten Luwu dengan logo IPMIL RAYA di atasnya. Menariknya, terdapat satu simbol tanda tanya yang di apit beberapa logo.
Hak tersebut menjadi unsur simbolik yang merujuk pada harapan PKPT IPMIL Raya UINAM agar adanya Kabupaten baru, yaitu Luwu Tengah.
Reporter: Taufir
Editor: Rifa'Atul Mahmudah
