Oleh : Indra Nirman
Cleopatra,
namanya terbayang di Timur yang penuh tanda tanya dan romansa. Mungkin kita
melukisnya sebagai seorang perempuan yang bagaikan tongkat sihir yang mampu
menyihir seorang Caesar dan laki-laki lainnya. Menebak-nebak kecantikan
seseorang di zaman kuno sangatlah sulit, sehingga berdasarkan cerita rakyat
mengisahkan Cleopatra tidak cantik namun mempesona. Sebagai seorang ratu dengan
gaya glamour dan dramatis, Cleopatra ibarat kontes kecantikan tunggal, cadar
dan batu mulia serta tata rambut yang
penuh ornamen.
Cleopatra
dilahirkan di Mesir, ia memiliki nama lengkap Cleopatra Celene Philopator. Seorang putri yang merupakan keturunan
jenderal Makedonia. Ibunya tidak diketahui secara pasti namun Cleopatra dilahirkan
dari seorang ibu yang menikahi adik kandungnya sendiri. Dinasti Photolemaios
dengan praktik inses menikah antara kakak-adik sangatlah lazim sebagai
penyelamatan kolam gen takhta.
Kebiasaan
ini pun diteruskan Cleopatra sebagai pengikat yang diwariskan oleh nenek
moyangnya. Sehingga Cleopatra menikahi saudara kandungnya saat berumur remaja, Dia
menikahi Photolemy XII dan Photolemy XIV pada saat kematian ayahnya di umur 18
tahun.
Cleopatra
sangat cerdas dan memiliki kepribadian kuat, sehingga dia mampu bertahan hidup
dalam keluarganya, dimana zaman Mesir kuno kakak adik saling bunuh demi
perebutan takhta. Suami Cleopatra yang tidak lain adalah saudara kandungnya
sendiri mengusirnya dari mesir karena dianggap mencoba mengambil alih takhta
kerajaan.
Setahun
berlalu, Romawi yang berusaha ingin menaklukkan kerajaan Mesir yang penuh
dengan kekayaan itu. Ini dimanfaatkan oleh sang ratu kecantikan dalam
meningkatkan cita-cita politiknya dengan menaklukkan hati Julius Caesar sang
penguasa bangsa Romawi. Sebagai seorang ratu selir Julius Caesar dan atas
namanya dia bersedia membantu menumbangkan Photolemy XIII yang tidak lain
adalah suaminya Cleopatra.
Persiapan
pemberontakan yang dilakukan Cleopatra dibawah komando Julius Caesar membuat
Photolemy XII dibunuh seusai kekalahannya pada 47 M. Sebagai seorang firaun
Mesir yang menggunakan kecantikan sebagai lawan politik dalam mempertahankan takhta
dan pengaruhnya sehingga dinobatkan sebagai seorang pemimpin oleh Julius
Caesar. Menghabiskan waktunya beberapa minggu bersama Julious Caesar hingga dianugerahi
seorang putra yang diakuinya hasil hubungan dengan Julius Caesar yang diberi
nama Caesarion (Caesar kecil).
Kisah percintaan seorang wanita glamour
tak berhenti di tengah-tengah kekayaan setelah menguasai kerajaan besar. Setelah kematian
Photolemy XIII yang dikalahkan oleh pasukan Romawi-Mesirnya, Cleopatra kemudian
menikahi adiknya yaitu Photolemy XIV. Cleopatra sudah berusia 22 tahun saat itu
sedangkan Photolemy XIV masih berusia 12 tahun. Selama pernikahan mereka Cleopatra
terus tinggal bersama Caesar secara pribadi dan bertindak sebagai
permaisurinya. Sehingga dalam pernikahannya dengan Photolemy XIV tidak diwarnai
dengan hubungan seks, Dan dalam waktu yang singkat pula, Ptolemy
XIV tewas di tangan sang kakak, yang juga merupakan istrinya.
Selain itu, Ratu yang ambisius ini,
juga melakukan intrik, untuk mengeksekusi adik perempuannya sendiri, yang
bernama Arsinoe. Dirinya menganggap, bahwa sang adik adalah saingannya dalam
mendapatkan kekuasaan Mesir Kuno. Perang saudara di Mesir kuno sangatlah lazim
dalam hal perebutan takhta kekuasaan.
Seiring dengan tewasnya Julius Caesar
kembali terjadi perang saudara yang tidak lain adalah keponakan sekaligus
pewaris Caesar, Mark Anthony seorang jenderal militer kenegaraan Romawi. Cleopatra
melihat ini sebagai kekuatan besar untuk kembali pada cita-cita politik untuk
menguasai kerajaan besar.
Sebagai seorang ratu dengan kemolekan
tubuh sebagai senjata semata mata dalam menaklukkan kerajaan, Cleopatra
berusaha memikat Mark Anthony sebagaimana yang dilakukan terhadap Caesar.
Jalinan asmara yang mereka bangun pun melahirkan seorang anak kembar Cleopatra
Selena dan Alexander Helious, walaupun memiliki banyak rintangan atas jalinan
asmara mereka karena dianggap bahwa hubungan Cleopatra dan Mark Anthony
dilarang oleh peraturan Roma yang melarang warganya menikah dengan bangsa
asing.
Inilah adalah propaganda yang
dilakukan oleh Octavian dalam menjatuhkan seorang Cleopatra. Octavian adalah
istri pertama dari Mark Anthony yang juga saudara kandungnya sendiri, mereka
menikah pada 40 SM. Namun pernikahan Mark Anthony dan Octavian tak bertahan
lama dan berujung perpisahan sehingga Octavian melakukan propaganda terhadap
pernikahan Cleopatra dengan Mark Anthony.
Hubungan Cleopatra dengan Mark Anthony
di ambang menegaskan atas perang saudara yang banyak orang Romawi menganggap
bahwa pemicu dibalik peperangan ini adalah Octavian. Mereka berdua pun bersama
sama berusaha membentuk kekaisaran baru, namun tak bertahan lama sehingga di sinilah
akhir dari hubungan mereka. Cleopatra yang menganggap status dirinya sebagai
seorang ratu perempuan yang berpengaruh, sehingga memutuskan untuk melarikan
diri kembali ke Mesir.
Mark Anthony dalam perang saudara yang
dihadapinya membuatnya pula melarikan diri demi menyusul Cleopatra, namun dalam
pelariannya tidak bisa dihindarkan oleh musuh yang menghadangnya sehingga
berhasil ditaklukkan.
Deklarasi perang yang dilakukan Senat
Romawi terhadap Mesir menginginkan Mark
Anthony untuk kembali bertugas di Romawi. Namun sebagai seorang Mark Anthony
yang sudah menikahi Cleopatra seorang gadis berparas cantik kebangsaan mesir
dan sangat mencintai perempuan itu, membuatnya tetap memilih berpihak ke Mesir
bersama pasukannya.
Keberpihakan Mark Anthony terhadap
Mesir ternyata adalah akhir dari segala kehidupannya. Ia mati bunuh diri atas
pilihannya dengan pedangnya sendiri. Mendengar atas kematian suaminya, Cleopatra
sangat bersedih dan mengambil jalan singkat dalam mengakhiri hidupnya pula. Ia
dikabarkan meninggal dengan membiarkan ular berbisa menggigitnya di tempat
pengasingannya.
Namun beberapa pula yang mengatakan
bahwa kematian Cleopatra itu bukan dengan gigitan ular berbisa tetapi
dia mengakhiri nyawanya dengan cara meminum racun, yang membuatnya mati
dalam tidur. Inilah kematian Cleopatra seorang ratu legendaris dalam sejarah
yang masih menjadi misteri, namun yang pastinya dia wafat pada usia 39 tahun di
bulan Agustus. Agustus sebagai simbol Cleopatra atas kekalahannya sehingga
dapat dikenang sebagai perempuan yang menguasai kerajaan besar dengan
bermodalkan senjata kecantikan.
Cleopatra percaya dirinya sebagai dewi yang hidup dan sangat
menyadari hubungan antara cinta dan kekuasaan. Sejarawan John Fletcher
menggambarkannya sebagai nyonya dari penyamaran. Dia akan tampil berpakaian
sebagai dewi Isis di acara-acara seremonial, dan mengelilingi dirinya dengan
kemewahan. Ini menjadi alat politik yang sangat efektif di mana perjalanan
politik Cleopatra memang penuh dengan kegemilangan.
Tulisan Sepenuhnya Tanggung Jawab Penulis