LAPMI, UKKIRI- Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas
Adab dan Humaniora (FAH) Menyelenggarakan Pengenalan Budaya Akademik dan
Kemahasiswaan (PBAK) dengan mengusung tema La Nausea yang berarti rasa ingin muntah atau mual. Kamis
(26/08/2021).
Diangkat
dari sebuah novel karya Jean-Paul Sartre yang berjudul La Nausea. Dalam novel yang menggambarkan
bagaimana seseorang dalam hidupnya secara tiba-tiba melihat sekelilingnya
terasa begitu membosankan dan menimbulkan
rasa mual. Ketika manusia mengalami kesadaran bahwa dirinya sendiri dan
seluruh kenyataan yang ada sebagai sesuatu yang membebani, manusia akan merasa
tertindas. Keadaan inilah yang akan membuat manusia merasa mual. Inilah
yang dimaksud Sartre sebagai Nausea.
Pendidikan
saat ini telah menjadi partner kerja industri. Hal ini dapat dibuktikan dengan
potret kebijakan yang lebih pro pasar dari pada menjadi wadah transformasi
sosial. Sebut saja privatisasi pendidikan dan dikeluarkannya Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Pendidikan
tidak lagi hadir sebagai wahana pembebasan, melainkan menjadi mesin industri
yang menyediakan manusia-manusia mekanistik dan melupakan subtansi kemanusiaan
yang kian teralienasi oleh sistem dan struktur sosial yang menindas. Melihat kondisi pendidikan saat ini yang
menjadi alasan Lembaga Kemahasiswaan FAH mengangkat tema tersebut.
“Pimpinan selalu
mengeluarkan kebijakan yang membuat mahasiswa untuk bungkam dan tidak pro
terhadap mahasiswanya di tengah pandemi ini yang proses pembelajaran secara online
dan kami mahasiswa di tuntut untuk membayar UKT penuh, sementara fasilitas kampus
tidak di nikmati,” ujar Erich Fardiansyah yang merupakan Koordinator Steering
dalam PBAK kali ini.
Ia juga
berharap dari tema ini mahasiswa baru bisa sadar dan kritis dalam melihat
kondisi kampus.
“Dunia kampus sedang tidak baik-baik saja, dari tema
ini kita berharap mahasiswa baru dapat sadar dan paham akan peran serta tanggung
jawabnya sebagai mahasiswa, Berharap di tahun ini mahasiswa bisa mencetak
generasi-generasi emas di zaman keemasannya untuk bagaimana kemudian bisa
melanjutkan tongkat estafet yang ditinggalkan oleh pendahulunya,” tutupnya.
Reporter:
Taufik
Editor: Rifa’Atul
Mahmudah