Oleh: Summiati
Jawa adalah salah satu tempat bersejarah dan menjadi
salah satu tempat penyebaran Islam di Nusantara. Ukuran pulau Jawa berdasarkan
data para ahli Katrografi membentang dari Timur ke Barat sepanjang lebih dari
1.000 kilometer dan hanya 100 sampai 200 kilometer dari
Utara ke Selatan. Letak pulau ini memanjang hampir sejajar dengan garis
khatulistiwa, yaitu antara
Mengenai Jawa, Denys Lombard membagi pulau Jawa ke dalam tiga kelompok sosialbudaya;pertama, Tanah Pasundan;kedua, Tanah Jawa, yang sebenarnya adalah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta;ketiga, Tanah Pesisir, dilajur pantai bagian utara, yang Identitas Jawa dan Sundanya tidak lagi kuat karena adanya suasana yang lebih kosmopolitan.
Jawa menyimpan banyak sejarah kegemilangan Islam.Bagaimana tidak, Islam telah berhasil mendirikan kekuasaan di tanah Jawa dengan berdirinya kerajaan Demak yang menjadi kerajaan Islam pertama di tanah Jawa.
Pertumbuhan Islam di tanah Jawa yang sangat cepat, dan berdirinya kekuasaan politik Islam di tanah Jawa, tentu tidak terlepas dari peran para Walisongo,yang dalam menyebarkan Islam melakukan berbagai pendekatan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan keahlian masing-masing. Dalam dakwah Walisongo, memang tidak lepas dari cita-cita pendirian kekuasaan politik Islam (siyasahsyar’iyah).
Salah satu tokoh dari Walisongo, yakni Maulana Malik Israil, telah mempersiapkan beberapa murid yang diajarnya untuk menjadi raja nantinya, diantaranya yang paling terkenal adalah Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri) dan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Maka, tak heran jika kita menemui ilmu-ilmu yang diajarkan Maulana Malik Israil pada muridnya adalah ilmu-ilmu yang membahas fiqihsiyasah Islamiyah sebagai bekal bagi mereka dimasa depan. Di antara kitab terkenal dari para ulama yang diajarkan adalah Al-Muqaddimah karya Ibnu Khaldun, Al-Siyasah Asy-Syar’iyyahFi Ishlah Ar-Ra’iwa Ar-Ra’iyyah, Al-HisbahFi Al-Islam karya Ibnu Taimiyah, dan Ahkam Ash-Shultaniyyah karya Al-Mawardi.
Apa yang diajarkan Maulana Malik Israil pada muridnya terealisasi dengan sangat baik dan efektif,di buktikan oleh Sunan Giri yang berhasil membangun pusat kekuasaan politik di Giri Kedhaton Gresik Jawa Timur. Dilanjutkan oleh Sunan Gunung Jati yang berhasil membangun kekuasaan politik di Cirebon, Jawa Barat. Kemudian, dimasa selanjutnya Sultan Fattah berhasil mendirikan kerajaan Islam Demak sebagai kekuasaan Islam pertama di Tanah Jawa. Kerajaan itu berdiri dengan dukungan penuh dari para Walisongo, termasuk diantaranya Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati.
Kerajaan Islam Demak di Jawa dapat dipandang sebagai Daulah Islam di Nusantara pada abad ke 15, dengan raja pertamanya Sultan Syah Alam Akbar.Kerajaan Islam Demak juga menjadikan kekuasaannya di pimpin sesuai dengan pemerintahan Islam, dan menjadikan Walisongo sebagai ahluhalliwal ‘aqdi dan sekaligus menjadi dewan ulama pada masanya.
Ketika kerajaan Islam Demak berdiri di Jawa, kerajaan tersebut dapat menggantikan kekuasaan Syiwo-BudhoMojopahit—saat kerajaan Syiwo-BudhoMojopahit berdiri,para raja menerapkan hukum pengelompokan berdasarkan kasta pada masyarakat yang pada saat itu mayoritas pemeluk agama Syiwo-Budho.
Dan tentu, adanya pengelompokan semacam ini bertentangan dengan Islam karena dalam agama Islam sendiri semua manusia lahir dalam keadaan yang sebaik-baiknya (sama). Yang membedakan antara satu manusia dengan manusia lain adalah tingkat ketakwaannya pada Allah. Orang yang paling baik disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa, dan orang yang paling buruk adalah yang tidak mau beriman pada Allah.
