Iklan

Telaah Kebijakan PT di Era Modern, DEMA FAH Kembali adakan Revisiting Falsafah Pendidikan

Lapmi Ukkiri
09 May 2021
Last Updated 2021-05-09T19:55:14Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini
LAPMI, UKKIRI- Setelah sebelumnya mengadakan Dialog Pendidikan, kembali lagi Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar (UINAM) adakan Revisiting Falsafah Pendidikan: Telaah Kritis Implementasi Kebijakan Perguruan Tinggi di Era Modern, via Zoom Aplikasi. Minggu (09/05/2021).



Dengan menghadirkan beragam narasumber dengan fokus pembahasan yang beragam dan relevan dengan kondisi pendidikan saat ini terhusus pada Perguruan Tinggi.

Panji Mulkillah Ahmad dari Aliansi Mahasiswa Pascasarjana UGM membahas mengenai "Membangun Gerakan Anti Neoliberalisme Perguruan Tinggi". Zita Wahyuni Lestari selaku Dosen PSDK FISIPOL UGM, membahas seputar "Pendidikan Sebagai Alat Reproduksi Sosial ,Re-orientasi Pendidikan Tinggi yang Memerdekakan". Juga hadir Aktivitas Mahasiswa, Ersal yang menyinggung "Aspek Keadilan sebagai Konsep Dasar Sistem UKT-BKT; Wajarkah Pemotongan/ Pembebasan UKT semester 9 keatas di UINAM?".

Panji membagi konsep neoliberalisme dalam tiga aspek:
1. Perguruan tinggi ketika dilakukan komoditas.
2. Institusi perguruan tinggi beroperasi layaknya perusahaan swasta dengan memaksimalkan keberuntungan.
3. Pola yang berlangsung dalam perguruan tinggi itu adalah persaingan pasar (seperti pasar bebas).

Ia juga menegaskan hal tersebut sangat nyata dijumpai pada dunia pendidikan saat ini.

"Pemasukan uang dilakukan untuk pembangunan sebagai alat meningkatkan rangking kampus juga menaikkan reputasi, ini sebuah skema yang tidak ada henti. Makanya tidak heran jika kampus hari ini pembangunanya sangat gencar" ungkapnya.

Zita Wahyuni juga mengungkapkan, pentingnya kebebasan dalam dunia pendidikan, dalam artian kesediaan untuk mencintai dan mendaraskan laku hidupnya pada kemanusiaan. Dengan menempatkan guru dan murid setara, yang mana proses belajarnya bersama-sama.

"Aku belajar bukan untuk sekolah,tapi belajar untuk hidup. Apakah pendidikan tinggi hari ini sudah memberikan kebebasan?. Jika belum berarti pendidikan kita masih bergaya bank, inilah yang menjadi tantangan kita kedepannya"

Pendidikan gaya bank merupkan sebuah gaya pendidikan yang menjadikan guru sebagai sentral pendidikan, dalam sistem pembelajaran ini murid tidak diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat.

Reporter: Irmawati 
Editor: Rifa'Atul Mahmudah

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl