masukkan script iklan disini
LAPMI, UKKIRI- "Realisasi penyaluran kuota internet sudah berjalan di UIN Alauddin, ini juga merupakan respon atas tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa pada semester lalu."
Kata itu diucapkan oleh Rektor, Hamdan Juhannis dalam rapat pimpinan yang digelar di Ruang Rapat Rektor, Gedung Rektorat UIN Alauddin Makassar (UINAM).
Bersama dengan beberapa pimpinan dari Fakultas, Hamdan Juhanis menerima bantuan paket kartu perdana internet dari Kementerian Agama (Kemenag), Kamis 28 januari 2021 lalu.
Laman website uin-alauddin.ac.id melansir bahwa kartu perdana tersebut berisi kuota 50 GB yang diterima sebanyak 5.457 paket.
Sebelumnya, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UINAM (ALMAUN) pernah melayangkan tuntutan kepada pihak kampus karena mahasiswa membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) tapi tidak menikmati fasilitas kampus juga tidak mendapatkan subsidi kuota internet untuk keperluan perkuliahan Dalam Jaringan (daring).
Mahasiswa mendapat angin segar. Hal tersebut diucapkan oleh Hamdan Juhannis dalam rapat pimpinan saat menerima bantuan kuota internet dari Kemenag.
Hamdan Juhannis menyatakan bahwa bantuan paket internet tersebut sebagai jawaban atas tuntutan mahasiswa.
Namun angin segar tersebut hanya berembus lalu. Bantuan paket untuk mahasiswa dari Kemenag yang dinyatakan berisi kuota internet 50 GB, ternyata berisi 0 GB.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa dan Sastra Arab, Asriadi. "Iya, paket yang dibagikan ini sekitar bulan Januari (2021) kosong isinya," kata Asriadi.
Lebih lanjut Asriadi menjelaskan bahwa bukan hanya dia yang mendapatkan kartu kuota 0 GB. "Ketua HMJ SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) juga dapat kosong," tuturnya.
Saat dihubungi, Ketua HMJ SKI, Ihsan pun membenarkan adanya paket 0 GB tersebut. "Waktu itu saya minta dari Wakil Dekan II, yang kudapat kubagikan juga ke pengurus yang lain, tapi ternyata kosong semua," kata Ihsan.
Sampai saat ini, Ukkiri mencatat 53 mahasiswa dari Fakultas Adab dan Humaniora yang mendapatkan paket 0 GB. Jurusan Bahasa dan Sastra Arab 14 mahasiswa, Ilmu Perpustakaan 3 mahasiswa, Sejarah dan Kebudayaan Islam 13 mahasiswa, serta Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris berjumlah 23 Mahasiswa.
Seorang pegawai Tata Usaha FAH yang berinisial A juga menaggapi hal tersebut. "Yang pernah ku ambilkan anak-anak (mahasiswa) dekat rumahku dia bilang 'pak tidak ada isinya'."
Selain problem paket kuota 0 GB, pembagian dari Kemenag tersebut juga menuai polemik. Uin-alauddin.ac.id melansir bahwa Fakultas Adab dan Humaniora mendapatkan 554 paket dari 5.457 bantuan tersebut.
Namun hal tersebut berbeda dengan daftar pembagian kartu internet FAH yang mencatat 601 jumlah mahasiswa mendapatkan paket.
Bahkan ada mahasiswa yang tidak mendapatkan paket bantuan sama sekali, tapi namanya tecantum dalam daftar pembagian kartu internet FAH tersebut.
"Saya tidak tahu kenapa tidak dapat. Padahal namaku ada di list daftar pembagian," kata Mery saat dihubungi melalui pesan Whatsapp.
Sampai saat ini mahasiswa sudah menjalani 3 semester selama pandemi. Namun, sistem pembagian kuota internet masih belum optimal. Sementara itu, mahasiswa tetap membayar UKT.
Reporte: Ziyad Rizqi