masukkan script iklan disini
LAPMI, UKKIRI- Pustaka Kolektif mengelar Ziarah Literasi yang dirangkaikan dengan silaturahmi komunitas literasi Bulukumba di Aula Kantor Desa Bontobangun, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba. Senin (17/5/2021).
Di isi dengan kegiatan lapak baca, orasi ilmiah, nonton bareng dan diskusi film yang berjudul Freedom Writers ini di hadiri dua narasumber di antaranya; Founder rumah forum literasi Sulsel Andika Mappasomba dan Direktur Al-Farabi grup Icdhar YN Alfarabi.
Andika juga yang aktif dalam dunia kesenian menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi pemuda dan pegiat literasi.
"Kegiatan tersebut tentu sangat bermanfaat bagi pemuda dan pegiat literasi. Dengan kerap melalukan kegiatan serupa, akan semakin banyak orang yang akan paham dan meminati gerakan literasi secara luas. Lembaga pendidikan formal tentu tidak cukup untuk melalukan upaya penyadaran terhadap pemuda tentang urgensi literasi" tuturnya,
lanjutnya, ia berharap agar aktivis literasi di Kabupaten Bulukumba dapat meningkat.
"Akan semakin banyak aktivis literasi di Bulukumba, Karena jumlah penduduk Bulukumba masuk dalam 5 besar di Sulsel. Tentu dibutuhkan kelompok literasi sebanyaknya" lanjutnya.
Anggota Pustaka kolektif, Rini Asriani mengungkapkan kesan serta harapannya agar pemerintah semestinya menjadikan komunitas literasi menjadi prioritas dalam menjalankan tugas sesuai amanat konstitusi.
"Pada kegiatan ini juga, kami banyak berdiskusi bagaimana nasib budaya literasi di Bulukumba. Meskipun Bulukumba masuk sebagai salah satu kabupaten yang literasinya maju di Sulawesi Selatan, namun toh gerakan literasi masih stagnan di wilayah memperbanyak komunitas namun luput diberdayakan" ujarnya.
Ia juga menekankan urgensi komunitas literasi sebagai langkah alternatif dari pendidikan formal yang terbatas akses dari masyarakat.
"Kami memimpikan budaya literasi yang menjaring semua kelompok. Jika akses pendidikan formal terbatas, maka seharusnya tugas mencerdaskan kehidupan bangsa perlu jalur alternatif dan dengan komunitas literasi sekiranya menjadi jalur alternatif itu. Pemerintah perlu menjadikan komunitas-komunitas ini sebagai prioritas dan kawan dalam menjalankan tugas sesuai amanat konstitusi" ungkapnya.
Lanjutnya, ia berharap melalui kegiatan tersebut bisa menjadi pemantik untuk agenda besar selanjutnya.
"Kami berharap ini menjadi pemantik untuk agenda literasi yang lebih besar di Kabupaten bulukumba nantinya" tutupnya.
Reporter: Frengki
Editor: Rifa'Atul Mahmudah
Di isi dengan kegiatan lapak baca, orasi ilmiah, nonton bareng dan diskusi film yang berjudul Freedom Writers ini di hadiri dua narasumber di antaranya; Founder rumah forum literasi Sulsel Andika Mappasomba dan Direktur Al-Farabi grup Icdhar YN Alfarabi.
Andika juga yang aktif dalam dunia kesenian menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi pemuda dan pegiat literasi.
"Kegiatan tersebut tentu sangat bermanfaat bagi pemuda dan pegiat literasi. Dengan kerap melalukan kegiatan serupa, akan semakin banyak orang yang akan paham dan meminati gerakan literasi secara luas. Lembaga pendidikan formal tentu tidak cukup untuk melalukan upaya penyadaran terhadap pemuda tentang urgensi literasi" tuturnya,
lanjutnya, ia berharap agar aktivis literasi di Kabupaten Bulukumba dapat meningkat.
"Akan semakin banyak aktivis literasi di Bulukumba, Karena jumlah penduduk Bulukumba masuk dalam 5 besar di Sulsel. Tentu dibutuhkan kelompok literasi sebanyaknya" lanjutnya.
Anggota Pustaka kolektif, Rini Asriani mengungkapkan kesan serta harapannya agar pemerintah semestinya menjadikan komunitas literasi menjadi prioritas dalam menjalankan tugas sesuai amanat konstitusi.
"Pada kegiatan ini juga, kami banyak berdiskusi bagaimana nasib budaya literasi di Bulukumba. Meskipun Bulukumba masuk sebagai salah satu kabupaten yang literasinya maju di Sulawesi Selatan, namun toh gerakan literasi masih stagnan di wilayah memperbanyak komunitas namun luput diberdayakan" ujarnya.
Ia juga menekankan urgensi komunitas literasi sebagai langkah alternatif dari pendidikan formal yang terbatas akses dari masyarakat.
"Kami memimpikan budaya literasi yang menjaring semua kelompok. Jika akses pendidikan formal terbatas, maka seharusnya tugas mencerdaskan kehidupan bangsa perlu jalur alternatif dan dengan komunitas literasi sekiranya menjadi jalur alternatif itu. Pemerintah perlu menjadikan komunitas-komunitas ini sebagai prioritas dan kawan dalam menjalankan tugas sesuai amanat konstitusi" ungkapnya.
Lanjutnya, ia berharap melalui kegiatan tersebut bisa menjadi pemantik untuk agenda besar selanjutnya.
"Kami berharap ini menjadi pemantik untuk agenda literasi yang lebih besar di Kabupaten bulukumba nantinya" tutupnya.
Reporter: Frengki
Editor: Rifa'Atul Mahmudah