masukkan script iklan disini
Buku sebagai media peradaban dan salah satu sumber pengetahuan, kegemaran membaca telah mengalami evolusi pada setiap generasi.
Diawali dengan adanya Papyrus, buku kuno pertama yang berbentuk gulungan dan terbuat dari kertas tumbuhan. Kemudian disempurnakan lagi dengan bahan kertas kulit dari binatang seperti kulit domba yang dibuat terlipat-lipat atau yang saat ini disebut buku dijilid. Buku kuno seluruhnya ditulis tangan dan isinya berupa silsilah, kisah kehidupan, mantra-mantra, kitab suci dan lainnya.
Setelah ditemukan kertas oleh Ts’ai Lun (Tiongkok) dan Mesin Cetak oleh Gutenberg (Jerman) maka buku tulisan tangan digantikan dengan mesin cetakan dan hasilnya kita bisa lihat beragam bentuk cetakan buku, baik yang dijilid biasa maupun yang menggunakan benang dan lem panas.
Hingga abad ke 20 mesin cetak buku terus berkembang disempurnakan dan nama cetakan saat ini disebut juga percetakan offset.
Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat dan memudahkan manusia untuk mengakses informasi yang salah satunya adalah buku.
Maka buku cetakan lambat laun akan berubah menjadi format digital. Buku versi digital atau buku elektronik (e-book) dapat diakses dengan mudah dimana saja melalui sebuah aplikasi di Smartphone yang terhubung dengan jaringan internet. Buku-buku Perpustakaan pun kini bisa dibawa dan dibaca dalam genggaman.
Perpustakaan Nasional dengan Aplikasi iPusnas, dan Perpustakaan Perguruan Tinggi seperti Perpustakaan UIN Alauddin Makassar dengan aplikasi Perpustakaan Digital Syekh Yusuf.
Reporter: Rifa'Atul Mahmudah