Perempuan dan Tantangannya




Oleh: Mirna

Berbicara mengenai perempuan, tidak terlepas dari persoalan tantangan yang akan dihadapi oleh kaum perempuan dalam pencapain karir dan pendidikannya.

Menjadi perempuan yang memiliki jenjang karier yang bagus merupakan impian yang banyak didambakan oleh kaum perempuan itu sendiri, namun dalam pencapaiannya tak semudah membalikkan telapak tangan.

Perempuan selalu dikaitkan dengan beberapa kata, “sumur, dapur, kasur” yang hingga kini digugat eksistensinya. Tapi menurut saya perempuan itu multi fungsi, ia biasa jadi apapun seperti yang saya kutip dari Najwa Sihab bahwa  "Kenapa sih perempuan harus disuruh memilih? Bukankah kita bisa mendapatkan keduanya?". Pertanyaan itu sejak awal sudah menempatkan posisi perempuan seolah-olah tak berdaya. Setiap perempuan itu multi peran, menjadi ibu, menjadi istri, tetangga bahkan teman. Tak sedikit dari kaum perempuan yang terhalang impiannya karena adanya paradigma dari orang tua dan lingkunganya bahwa perempuan tidak akan bisa seperti laki-laki.

Dengan membudayanya patriarki ini, yaitu budaya yang mendominasi adalah laki-laki menjadikan perempuan sebagai sesuatu yang dipandang selalu dibawah laki-laki. Perempuan selalu ditekan oleh banyaknya aturan-aturan yang selalu menjadikan kaum perempuan menjadi nomor dua seperti halnya larangan keluar malam bagi perempuan yang dimana ketika perempuan keluar sampai larut malam, dicap sebagai perempuan nakal namun berbeda dengan laki-laki. Laki-laki bisa dengan bebasnya keluar hingga larut malam bahkan sampai tidak pulang sekalipun tidak akan mendapatkan respon negatif dari masyarakat.

Menurut Adichie, isu kesetaraan gender entah itu patriarki atau misogini merupakan budaya yang diciptakan oleh manusia dan diturunkan sejak ribuan tahun yang lalu. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat kita lihat bahwa manusialah yang mengkostruk lingkungan sehingga hadir budaya patriarki ini.

Menjadi perempuan yang besar dan tinggal di lingkungan patriarki tentu memberi tantangan yang berat dalam proses mencapai pendidikan dan jenjang karier lainnya, kenapa tidak perempuan mendapatkan perlakuan yang sama dengan laki-laki; mendapatkan posisi yang sama dengan laki-laki.

Sekarang, masih sangat banyak kita temui orang-orang yang menomor duakan perempuan padahal banyak dilihat perempuan saat ini sangat berperan penting dalam banyak aspek, contohnya saja dalam hal Pemerintahan, banyak Perempuan yang bisa menjadi pemimpin sama halnya dengan laki-laki.

Namun disisi lain yang saya dapati Masih banyak pria yang tidak mau mengakui peran kepemimpinan seorang wanita. Wanita harus bekerja ekstra keras untuk dianggap serius. Banyak wanita jadi korban seksisme (kebencian terhadap seseorang bergantung pada jenis kelamin). Dari kolega bahkan keluarga yang berdasar pada konstruk dominan terhadap perempuan, membuat mereka ragu dan insecure untuk mencapai kapabilitas tertinggi. Padahal, atas hal itu perempuan bisa dan dunia seharusnya fokus memberdayakan perempuan karena itu akan berdampak pada kehidupan yang lebih baik tanpa merasakan tendensi.

Hal lain yang menjadi tantangan kaum perempuan hari ini adalah masih banyaknya terjadi kasus pelecehan seksual terhadap kaum perempuan, Dimana hal ini bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.

Salah satu kasus pelecehan bermotif begal payudara yang sempat menggegerkan mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Makassar dan menjadi salah satu contoh yang cukup menjelaskan bahwa pelecehan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.