masukkan script iklan disini
LAPMI, UKKIRI - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar sukes adakan Webinar yang bertemakan "Pengembangan Masyarakat Desa Melalui Perpustakaan" melalui aplikasi Zoom. Kamis, (12/11/20)
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Sesamata Fest II dan dibuka secara langsung oleh Irvan Mulyadi selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Beliau mengungkapkan apresiasinya kepada penyelengara karena ini merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat desa terutama dibidang literasi.
"Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat desa, dengan membahas peningkatan literasi yang menjadikan perpustakaan desa menjadi pusat pengembangan masyarakat" Ungkapnya.
Pada kesempatan webinar ini HMJ Ilmu Perpustakaan mengundang para narasumber yang mumpuni dibidangnya, antara lain, Drs. Yulianto, M.M. (Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov Sulsel), Muhidin M. Dahlan (Penulis serta pendiri Radio Buku dan Warung Arsip Yogyakarta), Irsan (Pustakawan, Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Enrekang Serta penggiat Kuli Maspul).
Yulianto memaparkan harapan terkait perpustakaan berbasis inklusi sosial, yang dimana diharapkan menyasar langsung kepada masyarakat baik yang ada di desa maupun kota. Kondisi semua individu atau kelompok masyarakat dapat berpartisipasi dalam pendidikan dan kegiatan ekonomi.
"Perpustakaan ini adalah milik masyarakat dan masyarakat harus memanfaatkan perpustakaan sekitarnya dengan mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha, melindungi dan memperjuangkan budaya dan hak asasi manusia." Paparnya.
Yulianto juga berharap ini menjadi langkah awal untuk menggalakkan literasi melalui desa.
"Saya berharap materi ini tidak akan berakhir namun akan tetap berlanjut meski saat kondisi bangsa kita menghadapi Covid-19. Teman-teman tetap berupaya untuk memberikan perhatiannya kepada dunia perpustakaan." Lanjutnya
Lain halnya dengan Muhidin M. Dahlan, ia menyatakan tentang perpustakaan di desa agak rumit ketimbang di kota karena insfratuktur yang kurang hingga menyebabkan buku itu berhenti di dalam kota.
"Desa membutuhkan perpustakaan sebab berurusan dengan buku itu memang rumit, semestinya perpustakaan sekolah saja yang harus dijalankan, dan siapa sebenarnya yang disasar perpustakaan desa apakah anak-anak, mahasiswa atau masyarakat. Dan bagaimana cara mengelolanya. Apa pentingnya masyarakat desa? Apakah jika cocok di desa juga cocok di kota?"
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa konsep perpustakaan konvensional itu sudah tidak relevan dan memadai bagi masyarakan sekarang.
"Ketika pilihan ada untuk mau buat apa semua berubah, insfraktrukturnya berubah dan lainnya. Taman Baca Masyarakat itu tidak ada ruangan khusus di Balai Desa dia menggunakan siasat dengan menyimpan semua buku di kepala keluarga. Artinya kita membuat satu sistem mempersonalisasi buku dan perpustakaan dengan menggilir buku. Konsep perpustakaan konvensional sudah tidak relevan dan memadai bagi masyarakat jaman sekarang." Jelasnya.
Irsan pun juga ikut berargumen tentang bagaimana perpustakaan saat ini bukan hanya menjadi tempat membaca tapi juga menjadi penghasil uang dan tempat berinteraksi.
"Peran di masyarakat desa sangat penting untuk mengembangkan literasi masyarakat yang bukan hanya domain perpustakaan atau dari pustakawan, itulah mengapa pegiat literasi diluar sana bergerak bagaimana mereka mendorong literasi atau menjadi partner literasi.
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa literasi tidak lagi sebatas membaca dan menulis.
"Membaca bukan sekedar melahirkan atau mendapatkan pengetahuan, dengan konsep inklusi sosial dengan memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Baik melalui buku, internet yang ada di perpustakaan. Berbicara soal pustakawan khususnya saya, perpustakaan umum sudah bergerak memfasilitasi masyarakat umum, itulah kenapa inklusi sosial lebih mendorong kegiatan masyarakat karena hasil riset jumlah pengunjung berasal dari kalangan masyarakat dan mahasiswa." Tutupnya.
Reporter: Irmawati
Editor: Rifa'Atul Mahmudah