masukkan script iklan disini
LAPMI UKKIRI - Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (HIMASKI) menggelar seremonial milad HIMASKI yang ke 35 tahun. Minggu (22/11/20)
Acara peringatan milad HIMASKI dilangsungkan di sekretariat HIMASKI dan mengadakan sesi pemotongan tumpeng.
Kali ini, panitia penyelenggara mengangkat tema "Satmika" yang memiliki makna filosofis penyatuan antara akal dan jiwa, seperti yang dikatakan Riswan selaku ketua panitia.
"Tema satmika diangkat karena memiliki makna filosofis, berupaya agar di umur ke 35 tahun HIMASKI mampu mempersatukan akal dan jiwa setiap mahasiswa sebagai sebuah proyeksi harapan dari perjalanan panjang yang telah dilalui dan diharap kedepannya akan lebih baik khususnya dibidang kesejarahan" Jelasnya.
Melinda selaku Ketua Umum HIMASKI dalam sambutannya mengungkapkan harapannya agar kader HIMASKI kedepannya lebih progresif dan lebih solid demi terciptanya himpunan yang jaya dan harmonis.
"Tentunya dalam milad kali ini, seluruh mahasiswa Sejarah dan Kebudayaan Islam kedepannya dapat lebih progresif dan lebih solid" harapnya.
HIMASKI lahir pada 24 November 1985 dan memiliki perjalanan yang berliku, seperti yang dikatakan Hamzadi, salah satu penggagas AD/ART HIMASKI, dalam Selayang Pandang HIMASKI.
"HIMASKI lahir pada 24 November 1985 itu disesuaikan dengan hari lahir jurusan Sejarah Kebudayaan Islam yang terdapat dalam buku saku IAIN Alauddin Makasar yang kini disebut UIN Alauddin Makassar, HIMASKI memiliki perjalanan yang berliku mulai dari kekurangan kader sampai pada berbagai pengurus yang lalai dalam tugasnya, namun puncak atau masa keemasan HIMASKI menurut saya terjadi pada tahun 2013 pada masa kepengurusan hairil." Jelasnya
Iapun berpesan agar jangan pernah berpikir apa yang telah HIMASKI berikan namun apa yang telah diberikan untuk HIMASKI.
"Pesan saya jangan pernah berpikir apa yang diberikan HIMASKI pada kalian tapi pikirlah apa yang akan kalian berikan kepada HIMASKI" Lanjutnya.
Acara ini juga dihadiri langsung oleh Ketua DEMA Fakultas Adab Dan Humaniora serta Ketua HMI Komisariat adab dan Humaniora.
Reporter: Askhabul Fajar
Editor: Rifa'Atul Mahmudah
