masukkan script iklan disini
LAPMI, UKKIRI - Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Adab dan Humaniora, Wawan Harun, angkat bicara terkait Presiden Mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang menghadiri pertemuan dengan Staf Khusus presiden beberapa hari yang lalu di Jakarta Pusat.
Sebelumnya, Aminuddin Ma'ruf selaku staf khusus Presiden RI mengeluarkan surat perintah yang dikeluarkan pada 5 November 2020 agar Dewan Eksekutif Mahasiswa PTKIN se-Indonesia menghadiri pertemuan dalam rangka penyerahan rekomendasi sikap terkait Omnibus Law.
Terkait surat keputusan tersebut, Aidil Fahri selaku Ketua DEMA UIN Alauddin Makassar mengindahkan surat tersebut dan terbang ke Jakarta untuk menghadiri pertemuan.
Wawan mengatakan bahwa pertemuan ini dianggap keluar dari hasil kesepakatan dan dianggap keputusan sepihak yang dilakukan oleh Aidil.
"Pertemuan tersebut merupakan pertemuan yang saya anggap keluar dari hasil kesepakatan lembaga kemahasiswaan di internal UIN, karena sejak awal kita telah bersama-sama sepakat bahwa setiap jalur diplomatis kita tidak terima karena tetap mendeklarasikan mosi tidak percaya yang sudah kita kawal dalam bentuk pengawalan yang panjang.
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa Presma UIN Alauddin Makassar tidak meminta pandangan pada setiap Fakultas untuk mendiskusikan pertemuan tersebut.
"Saya anggap sebelum melakukan pertemuan itu mesti dilakukan pendiskusian terlebih dahulu untuk meminta pandangan disetiap fakultas yang ada di UIN Alauddin Makassar. Dan hal itu tidak dilakukan. Saya pikir justru hal ini merupakan di luar dari kesepakatan teman-teman dibeberapa Fakultas. Keputusan yang diambil presma itu sepihak dan saya menganggap bukan dari pendapat mahasiswa UINAM terkhusus di Fakultas Adab dan Humaniora tidak ambil bagian dalam keterlibatan Presma UIN Alauddin Makassar." Tegasnya
Reporter: Askhabul Fajar
Editor: Rezky Amelia Jumain
