LAPMI UKKIRI' - UIN Alauddin Makassar menggelar press conference terkait berbagai kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan UIN Alauddin Makassar. Conference ini dilaksanakan di ruang rapat lantai 1 Rektorat. Selasa (29/09/20).
Setelah terkuak dipublik, ada 4 kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kampus peradaban UIN Alauddin Makassar diantaranya adalah kasus kekerasan gender berbasis online (KGBO).
Dalam press conference ini, Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar, Prof. Darussalam, menjelaskan rentetan kejadian pelecehan seksual di UIN Alauddin dan mengaku telah menangani beberapa kasus tersebut.
"Ada empat kasus yang banyak diberitakan media, kasus kamera tersembunyi di toilet, begal payudara, pelecehan oleh oknum CPNS yang sekarang telah dikawal oleh kampus dan pelaku telah mendapatkan sanksi." Jelasnya.
Ketika ditanya perihal kasus Kekerasan Gender Berbasis Online (KGBO), Darussalam, lanjut memaparkan langkah-langkah yang dilakukan kampus sementara ini.
"Dari pihak kampus telah membentuk tim investigasi yang di ketuai oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Dakwah dan Komunikasi, juga di advokasi oleh ketua Pusat Studi Gender dan anak yang kebetulan bertugas di fakultas tersebut." Lanjutnya
Darussalam mengaku bahwa kampus telah membawa kasus KGBO tersebut ke ranah hukum dan didampingi oleh LBH Apik.
Turut hadir sebagai narasumber, Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerja sama (AAKK), Hj.Yuspiani, yang menyebutkan langkah startegis kampus dalam menangani kasus pelecehan seksual ini yakni dengan mendeklarasikan UINAM sebagai kampus yang responsif gender.
"Insya Allah dekat-dekat ini, UINAM akan menuju kampus yang responsif gender, akan dideklarasikan paling lambat bulan depan." Tuturnya.
Reporter: Askhabul Fajar
Editor: Rezky Amelia Jumain