Pemuda dan Alam; Integrasi Edukasi Konservasi Lingkungan Hidup dan Warisan Budaya Lokal 


Oleh: Wawan Harun 

Kualitas lingkungan hidup saat ini sebagian besar mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang tangguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Berbagai asas dipergunakan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu asas tersebut adalah budaya lokal.

Budaya lokal merupakan sebagai warisan budaya yang mesti tetap dilestarikan dan peran masyarakat tentunya pemuda disini sangatlah dibutuhkan agar warisan budaya maupun lingkungan hidup tetap konservasi.

Peran pemuda dalam menjaga lingkungan hidup mempunyai tanggung jawab dalam menjaga lingkungan agar tetap lestari dan terjaga. Pemuda hari ini merupakan generasi yang selalu membawa perubahan baik dalam lingkungan masyarakat kepedulian terhadap sosial tak lepas dari peran pemuda dalam menampakkan eksistensi sebagai pemuda.

Banyak hal yang musti dilakukan pemuda hari ini jiwa kreatif dan kritis yang selalu menjadi identitas pemuda akan berperan penting dalam menungjang kelangsungan lingkungan hidup dengan memadukan unsur budaya lokal setempat.

Warisan budaya lokal itu semua adalah cerminan dalam kehidupan pemuda dan alam adalah dua hal yang selalu berhubungan satu sama lain. Proses dalam edukasi terkait lingkungan hidup musti menjadi hal yang harus disosialisasikan dilingkungan masyarakat dab pemudalah bagian dari itu semua dalam memberikan kesadaran bahwa hari ini hidup kita tak terlepas dari Alam yang memberikan penghidupan menjaga lingkungan hidup adalah suatu kemuliaan dan bentuk syukur kepada sanf pencipta alam semesta.

Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya yang sudah tak diragukan lagi, ratusan bahkan mungkin ribuan baik budaya yang berupa benda maupun bersifat nasehat nenek moyang, batik, keris, tari-tarian, alat musik tradisional daerah, bangunan bersejarah, lagu-lagu daerah dan lain sebagainya merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Bahkan hampir disetiap daerah memiliki budaya lokal tertentu sekarang ini peran pemuda dalam mengsosialisasikan terkait pentingnya dalam mejaga kelestarian lingkungan hidup dengan mengunakan model pendekatan budaya di tengah-tengah masyarakat.

Permasalahan yang seolah-olah kontroversial yang saat ini yaitu untuk melestarikan warisan budaya dan lingkungan hidup lewat jalur pariwisata yang justru pernah terkenal sebagai “perusak kebudayaan“ hendaknya dilihat sebagai suatu pandangan yang masih umum sifatnya serta untuk kita teropong dalam ruang lingkup pembangunan nasional secara menyeluruh.

Disatu pihak kita membangun, kita merobah keadaan, kadang-kadang terpaksa merubah dan merusak yang ada, kita terus maju, namun di lain pihak dianggap wajar kalau kita was-was dan prihatin terhadap warisan budaya dan lingkungan yang dalam keadaan serba ringkih, dan seharusnya wajib kita pertahankan terhadap segala gangguan dan bahaya yang mengancamnya.

 Amanat warisan budaya dan lingkungan hidup hendaknya terus kita emban dengan usaha pelestarian dan pemanfaatan yang aktif positif, karena demikian saratnya dengan nilai-nilai filosofi,etika, dan pesan moral untuk senantiasa kita dalami, kita pelihara, kita bina, kita bangun dan dimana perlu kita kembangkan demi kepentingan hidup manusia secara utuh dan menyeluruh.

Proses edukasi sangat menjadi langkah taktis dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menjaga budaya lokal dan tetap melestarikan lingkunan hidup sebagai titipan dari Tuhan.

Pandangan akan pentingnya melestarikan budaya dan lingkungan hidup menyadarkan sejumlah pemuda untuk terus memberikan pembelajaran tentang beraneka ragamnya suku bangsa dan bahasa yang kita punya.

Secara prakteknya, hal ini benar-benar sangat berhasil menumbuhkan kecintaan akan budaya tradisional kita karena mereka dituntut untuk secara langsung mengaplikasikannya baik secara individu maupun kelompok.

Melihat fenomena memprihatinkan tersebut sudah saatnya dilakukan revitalisasi dengan menjadikan budaya lokal sebagai prioritas pembangunan mental generasi muda dalam melestarikan lingkungan hidup.

Sebab, terdapat gejala bahwa dewasa ini lingkungan banyak dirusak oleh orang yang tak bertanggungjawab kehilangan citra dan karismanya di kalangan generasi muda.

Berangkat dari keprihatinan inilah sudah waktunya menjaga kelestarian lingkungan hidup di integrasikan dengan budaya lokal ini kita revitalisasi dan diintegrasikan dengan konsep edukasi dengan pendekatan budaya. konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

Gerakan konservasi, semestinya tidak menjadi gerakan yang eksklusif, tetapi bagaimanakah menciptakan gerakan konservasi yang melibatkan peran pemuda berkolaborasi dengan masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup terus lestari.

Gerakan konservasi adalah sebuah alat, oleh karena itu, pesan budaya lokal “satunya kata dan perbuatan”, serta seloka “apa yang dikatakan dilakukan dan apa yang dilakukan dikatakan”, harus menjadi kulminasi spirit dari konservasi.

Begitu banyak terjadi penyimpangan dalam lingkungan hidup hari ini terjadinya penebangan pohon liar, pembakaran hutan dan pencurian kayu di hutan. Hal demikian telah melanggar budaya dalam menjaga warisan kehidupan.

Maka secara pribadi menginisiasi dalam pencegahan hal tersebut terjadi lagi baik pemuda maupun kalangan tua bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan mengsosialisasikan akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup sebagai bentuk penghormatan kepada warisan budaya.