masukkan script iklan disini
LAPMI, UKKIRI - Dalam rangka ulang tahun ke-13, Komunitas Seni Adab (KisSA) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar menggelar Webinar Nasional dengan mengusung tema menarik sesuai dengan situasi dan kondisi hari ini yakni "Seni Penawar Luka dan Peneguh Optimisme Kehidupan Baru". Selasa (16/06/20)
Dalam webinar kali ini, KisSA mengundang pemateri nasional yakni, Jay Jay B Lius. S, Sn., M. Sn., yang merupakan komposer serta musik direktor serta Muh. Taufiq Syam, S. Hum., M.Sos., dosen yang aktif dalam bidang seni dan memberikan pandangan-pandangannya terkait tema di Webinar Nasional ini.
Dalam pemaparannya, Muh. Taufiq Syam, S. Hum., M.Sos atau yang kerap disapa Opik ini menjelaskan bahwa seni merupakan hal yang berkontribusi dalam membangun emosional dan optimisme pada masa pandemi ini.
"Seni ini hadir untuk menjadi media bagi orang lain yang sedang mengalami tekanan karena wabah. Seni menjadi wadah untuk meluapkan ekspresi kegelisahan dan tekanan yang mereka hadapi, seni juga dapat menjadi mental health medicine yang dapat memberikan ketenangan batin, serta dapat membangkitkan mood dan semangat orang untuk tetap otpimis dlm menghadapi pandemi", Tuturya.
Selain itu, dosen IAIN Parepare ini juga menjelaskan terkait seni yang merupakan catatan sejarah, ketika ingin mengetahui peristiwa pada masa itu, maka telusurilah karya seni yang lahir pada masa tersebut.
Di lain sisi, Jay B Lius, mengajak kita berfikir terkait mengapa seni bisa menjadi penawar luka serta ia menggambarkan seni adalah kegiatan-kegiatan yang kita lakukan.
Pada webinar ini, juga turut hadir dan dibuka oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Muhammad Nur Akbar Rasyid, M.Pd. M.Ed., Phd, dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya bagi para pengurus dan anggota KisSA dalam masa jabatan dan eksistensinya berseni di Fakultas Adab dan Humaniora senantiasa memberikan kontribusi yang berarti.
Ketua Umum KisSA, Andi Adi, menyampaikan harapannya untuk KisSA agar kedepannya bisa menciptakan karya-karya baru walau ditengah pandemik saat ini.
"Harapa saya untuk KisSA yang telah menginjak usia 13 tahun ini, semoga bisa semakin jaya, semakin sukses dalam menciptakan karya-karya baru walau dalam masa pandemi seperti ini yang mengharuskan kita untuk menjaga jarak."
Selain itu, mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan ini menambahkan alasan panitia menggagas tema tersebut di Webinar kali ini karena ingin menampilkan bahwa seni itu bisa menjadi penawar luka ditengah kehidupan yang sulit seperti ini.
"Kemudian seperti tema yang kami angkat yaitu seni penawar luka peneguh optimisme, karena pentas virtual telah menjadi wahana para seniman untuk kembali berkreasi dimasa pandemi. Seni menjadi penawar luka ditengah kehidupan yang sedang sulit sekaligus peneguh optimisme menyambut situasi normal baru. Olehnya itu, bagaimanapun bentuk seni, kita patut memberikan apresiasi." Imbuhnya
Selamat Ulang Tahun KisSA yang Ke-13, tetaplah konsisten dalam berseni Karena Nama Akan Mati Tanpa Karya.
Reporter: Rini Asriasni
Editor: Rezky Amelia Jumain