Kesepuluh Harinya


Oleh Muhammad Ma'ruf Al Achsan

Sudah berapa lama udara
Selalu begini selalu canggung bertamu ke paru-paru?

Dimulailah manuver-manuver alih benda-benda mati
Tidak ada yang lebih jujur dari tembok ini
Separuh dari ceramah manusia lebih putih ia
Tidak kalah putih hati dengan hitam diatas kulitnya
“aku ditiduri banyak kali, aku berdaki”
Sontak tembok jujur. jam lebih sering mendengkur;
Jam dinding itu tukang tidur cermin tukang gerutu;
Cermin mengajar seperti guru.
"Selalu saja yang hidup memeluk yang dingin”
Kataku sambil dipeluk pintu

Tapi emak akhir-akhir ini selalu bertengkar
Apakah ia lebih dulu makan garam
Atau garam duluan memakannya diam-diam
Emak tau persis apa bedanya
Tidur dengan posisi berbahaya dan
Tidur menghadapi bahaya
"Tidurlah! Jangan keluar masuk rumah”
Aku tidur, kasur beranak
"Mak, aku belum siap setelah ini bertanggung-jawab”
Dongkol hujan kemudian berlabuh
Sejam setelah dipukul-pukul atap rumah
Lebih cepat dari pukul-pukul jam keangka selanjutnya

Mak, aku lapar! 
Beri aku makanan kesepuluh kali ini

Aku berdoa
Emak memasak
Emak berdoa
Aku penuh lemak