masukkan script iklan disini
Oleh Andi Faizatun Nisa
Tahu tidak? Kebanyakan di iklan-iklan di televisi itu kebanyakan perempuan, karna pencitraan perempuan seperti itu dapat dilihat ketika media memproyeksikan perempuan, tidak hanya sedikit dalam media iklan, seperti juga di majalah hiburan yang menampilkan wajah dan bentuk tubuh perempuan sebagai daya tarik.
Dalam konteks zaman millenial ini perempuan dalam ranah informasi yang berkembang pesat akibat kemajuan teknologi informasi itu hanya menjadi objek pasif dari kepentingan nalar patriarki yg bekerja dibelakang media, dan perempuan dalam visualisasi media hanyalah akumulasi modal yang berdasarkan stereotipenya sebagai objek hasrat.
Kita juga bisa melihat perempuan-perempuan yang ada di film ataupun di sinetron kebanyakan perempuan yang digambarkan sebagai makhluk yg lemah dan tak hanya itu saja, perempuan juga dianggap sebagai simbol seks, dan tentu saja dalam media seperti itu menampilkan sosok perempuan yang menunjukkan stereotipe yang pastinya akan merugikan mereka.
Stereotipe ini yang memproyeksikan pola pikir masyarakat pada perempuan, dikalangan feminis stereotipe terhadap perempuan yang kemudian dibesarkan oleh industri media.
Seperti di dunia hiburan, pada masyarakat umum tontonan tentunya disetiap sisi kehidupan menjadi komoditas, dan komoditas itulah sebagai tontonan, dalam masyarakat tontonan itu sendiri digambarkan tubuh perempuan sebagai objek tontonan untuk menjual komoditas yang menjadikan tubuh bagi sebagian perempuan itu jalan pintas guna menuju popularitas atau mengejar gaya hidup, yahh dengan cara itu juga mereka mengandalkan media.
Dalam kondisi seperti itu, perempuan tidak menyadari bahwa sesungguhnya mereka telah dikonstruksi secara sosial untuk berada di dunia citra, dunia objek, dan di dunia komoditas. Karena pencitraan perempuan dalam tontonan masyarakat seperti itu seperti halnya di televisi. Dituduh hanya memikat biologis semata.
Ketika perempuan dicitrakan melalui media, perempuan tidak lepas dan hanya menjadi objek kekerasan simbolik dari suatu cara pandang tertentu. Dan ini juga berlaku pada dunia kerja juga aturan main yang merepresentasikan pandangan yang menomor duakan perempuan.
Meskipun banyak hal yang demikian, bagaimanapun juga media ini juga memiliki manfaat yang cukup penting dalam masyarakat, pemanfaatan media sosial juga sebagai wadah aktif pemberdayaan, dan strategi pemberdayaan. Mengapa? Karena cara menggunakan media yakni facebook ataupun akun media sosial lainnya efektif menggalang opini dalam pembentukan mindset yg seharusnya tentang perempuan dan perannya di masyarakat.