Iklan

A.KULTURASI.SKI Sebuah Refleksi Menebar Virus Literasi

Lapmi Ukkiri
05 December 2018
Last Updated 2020-06-23T04:32:44Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini


Oleh: SKI Ak 7-8 Angkatan 2016

Samata, Senin 2 Desember 2018, Fian Anawagis selaku ketua angkatan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) di Fakultas Adab dan Humaniora 2016 bersama rekannya Abd. Rasyid selaku pegiat di UKM Riset, Keilmuan dan Mitra Masyarakat (RITMA).

Riska selaku pegiat di komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) sekaligus penanggungjawab bahasa asing (Bahasa Inggris) di Komunitas MABBICARA, Amriadi atau akrab disapa Igo (Pegiat Sekolah Bilik Negeri), Sasmita Rahmi sebagai pegiat Jaringan Anak Sastra  (JAS) dan St. Maisyah sebagai Ketua Tingkat (KETI) di Sejarah Kebudayaan Islam kelas AK 7-8. Kini, telah membentuk sebuah kultur literasi yang disingkat A.Kulturasi.Ski.

“Hal ini merupakan suatu refleksi mengingat teman-teman kelas AK 7-8 Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) 2016, sangat antusias ketika mengisi jalannya sebuah forum diskusi dalam kelas, baik itu mata kuliah dalam kelas maupun forum ilmiah luar kelas. Sehingga membuat forum serasa hidup dan berdinamika. Berangkat dari hal itu, maka timbul suatu inisiatif untuk membentuk wadah ini dalam rangka untuk mengembangkan minat baca, diskusi, kemudian tulis. Dan harapan kedepannya agar wadah ini dapat menebar virus kultur literasi dalam minat penulisan sejarah dan budaya. Salah satu implementasi dari wadah ini adalah penyusunan salah satu buku yang berjudul “Menelisik Jejak Lintas Peradaban SulselBar (Suatu Aktualisasi Materi Sejarah Dan Budaya Dengan Praktek Penelusuran Sumber) dan rencana akan diterbitkan beberapa pekan lagi” Ungkap Fian Anawagis.

Abd. Rasyid Menyeru, “Masihkah kalian duduk diam dan termenung di tengah roda perputaran waktu yang semakin gila, menggilas tirani mereka-mereka yang tak cukup mampu membaca keadaan atau kalian masih asik saja bercengkerama dengan waktu-waktu luang kalian yang sangat kosong dan tidak berharga itu!!!. Ayolah kawan... lekas berdiri dan hentikan kebiasaan lama itu, mari kita mulai lembaran baru dalam dunia perintelektualitasan kita. Sebagai mana kita adalah orang-orang yang menganggap diri sebagai manusia yang tercerahkan secara intelektual. Tunjukan jiwa muda kalian yang menggebu-gebu itu, bukan hanya sebatas teori-teori konyol yang mungkin kalian sendiri tak sanggup untuk mempertanggung jawabkannya.”

Dari kekiri kekanan, ada Fian Anawagis selaku ketua angkatan Sejarah Kebudayaan Islam  (SKI) 2016,  bersama rekan disebelahnya, ada Riska seorang pegiat di komunitas Mabbicara UINAM dan Forum Lingkar Pena (FLP), Amriadi atau akrab disapa Igo (Pegiat di Sekolah Bilik Negeri), St. Maisyah Nur Ali sebagai Ketua kelas (KETI) AK 78, Abd. Rasyid pegiat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Riset Keilmuan dan Mitra Masyarakat (RITMA) dan Sasmita Rahmi sebagai pegiat Jaringan Anak Sastra (JAS).

St. Maisyah Nur Ali, “Apa yang terjadi hari ini merupakan bukti nyata bahwa kepedulian terhadap minat baca masih terjaga oleh posisi eksistensinya, di tangan para akademisi yang bertumpu pada peralihan semester akhir mampu membuat suatu gerakan untuk lebih meningkatkan minat baca terkhusus di bidang budaya A.Kulturasi.Ski yakni sebuah kultur literasi yang dirintis mahasiswa SKI 2016 kelas AK 7-8, karna tidak bisa dipungkiri konsumsi baca selalu dibutuhkan sampai kapanpun. Maka dengan ini sebagai langkah awal untuk tetap melestarikan kultur literasi yang inovatif dan progressif.

Amriadi mengutip sebuah artikel di Kompas “Indonesia adalah Negara ke-2 paling rendah minat bacanya di dunia, “Rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali perminggu, dengan durasi waktu membaca perhari rata-rata hanya 30-59 menit”. Dengan melihat fenomena tersebut itu artinya kesadaran cerdas orang-orang di Indonesia sangatlah minim.

Maka dari itu kami SKI angkatan 2016 kelas AK 7-8, kemudian memiliki inisiatif untuk menebar virus literasi berawal dari kelas kami sendiri sebagai tujuan teman-teman SKI 2016 kelas AK 7-8, mampu menciptakan orang-orang mumpuni dibidangnya. Sebagaimana dalam lirik  lagu mars Adab “ciptakan karya keemasan bagi zamanmu” jadi ini adalah langkah awal menciptakan karya keemasan di zaman kami.

Sasmita Rahmi juga menambahkan dalam pendekatan sastra, “Alam pencapaian ini tidak banyak torehan yang dapat terbentuk begitu cepat, ada kalanya kita harus menindih diri sendiri untuk membuat alur cerita. Karena kenapa? Kita adalah orang-orang yang mampu mencetus langkah baru dikemudian hari, dan nyatanya hari ini sudah terlihat bukti secara otentik bahwa mahasiswa mampu mendobrak pemikiran mereka sehingga keluar dari zona nyaman yang dijadikan sebagai landasan utama untuk terus bungkam. Bahkan waktu yang sedemikian sangat singkat ini sudah ada dobrakan kecil dari mahasiswa saat memperkenalkan budaya A.Kulturasi.Ski, yakni sebuah kultur literasi yang dirancang/diantisipasi mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) 2016 kelas AK 7-8.

Riska menambahkan bahwa berangkat dari kesadaran bahwa seorang akademisi  yang berintelek kita harus mampu menciptakan sebuah teori Bersanding Implementasi.

            Melirik banyak tapak terjejak telah dilalui siri napacce kiranya tanpa ada tanggung jawab dari label atau simbol yang diemban saat ini yaitu sebagai akademisi. Berlandaskan passion atau keinginan yang kuat kami berembuk  untuk menjaga ritme gerakan salah satunya wadah A.Kultur Literasi sekiranya ide-ide bisa tersalur ke khalayak melalui media ini, apa yang selama ini di dapat di bangku akademik maupun non akademik kiranya di implementasi dalam sebuah penciptaan karya sebagaimana .

           Pramoedya Ananta Toer dalam BERNAS.id mengatakan, “People can be clever as high as the sky, but as long as he doesn't write, he will disappear in society and from history “. Olehnya itu saya bisa berkesimpulan bahwa Gerak dalam diam Taklukkan dengan Bukti.


iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl