masukkan script iklan disini
Oleh: SKI Ak 7-8 Angkatan 2016
Samata, Senin 2 Desember
2018, Fian Anawagis selaku ketua angkatan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) di
Fakultas Adab dan Humaniora 2016 bersama rekannya Abd. Rasyid selaku pegiat di UKM
Riset, Keilmuan dan Mitra Masyarakat (RITMA).
Riska
selaku pegiat di komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) sekaligus penanggungjawab
bahasa asing (Bahasa Inggris) di Komunitas MABBICARA, Amriadi atau akrab disapa
Igo (Pegiat Sekolah Bilik Negeri), Sasmita Rahmi sebagai pegiat Jaringan Anak Sastra (JAS) dan St. Maisyah sebagai Ketua Tingkat
(KETI) di Sejarah Kebudayaan Islam kelas AK 7-8. Kini, telah membentuk sebuah
kultur literasi yang disingkat A.Kulturasi.Ski.
“Hal
ini merupakan suatu refleksi mengingat teman-teman kelas AK 7-8 Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) 2016, sangat antusias ketika mengisi jalannya sebuah forum diskusi
dalam kelas, baik itu mata kuliah dalam kelas maupun forum ilmiah luar kelas. Sehingga
membuat forum serasa hidup dan berdinamika. Berangkat dari hal itu, maka timbul
suatu inisiatif untuk membentuk wadah ini dalam rangka untuk mengembangkan
minat baca, diskusi, kemudian tulis. Dan harapan kedepannya agar wadah ini
dapat menebar virus kultur literasi dalam minat penulisan sejarah dan budaya.
Salah satu implementasi dari wadah ini adalah penyusunan salah satu buku yang berjudul “Menelisik
Jejak Lintas Peradaban SulselBar (Suatu Aktualisasi Materi Sejarah Dan
Budaya Dengan Praktek Penelusuran Sumber) dan rencana akan diterbitkan beberapa
pekan lagi” Ungkap Fian Anawagis.
Abd.
Rasyid Menyeru, “Masihkah kalian duduk diam dan termenung di tengah roda
perputaran waktu yang semakin gila, menggilas tirani mereka-mereka yang tak
cukup mampu membaca keadaan atau kalian masih asik saja bercengkerama dengan
waktu-waktu luang kalian yang sangat kosong dan tidak berharga itu!!!. Ayolah
kawan... lekas berdiri dan hentikan kebiasaan lama itu, mari kita mulai
lembaran baru dalam dunia perintelektualitasan kita. Sebagai mana kita adalah
orang-orang yang menganggap diri sebagai manusia yang tercerahkan secara
intelektual. Tunjukan jiwa muda kalian yang menggebu-gebu itu, bukan hanya
sebatas teori-teori konyol yang mungkin kalian sendiri tak sanggup untuk
mempertanggung jawabkannya.”
![]() |
St.
Maisyah Nur Ali, “Apa yang terjadi hari ini merupakan bukti nyata bahwa
kepedulian terhadap minat baca masih terjaga oleh posisi eksistensinya, di tangan
para akademisi yang bertumpu pada peralihan semester akhir mampu membuat suatu
gerakan untuk lebih meningkatkan minat baca terkhusus di bidang budaya A.Kulturasi.Ski
yakni sebuah kultur literasi yang dirintis mahasiswa SKI 2016 kelas AK 7-8, karna
tidak bisa dipungkiri konsumsi baca selalu dibutuhkan sampai kapanpun. Maka
dengan ini sebagai langkah awal untuk tetap melestarikan kultur literasi yang
inovatif dan progressif.
Amriadi
mengutip sebuah artikel di Kompas “Indonesia adalah Negara ke-2 paling rendah
minat bacanya di dunia, “Rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali
perminggu, dengan durasi waktu membaca perhari rata-rata hanya 30-59 menit”.
Dengan melihat fenomena tersebut itu artinya kesadaran cerdas orang-orang di
Indonesia sangatlah minim.
Maka
dari itu kami SKI angkatan 2016 kelas AK 7-8, kemudian memiliki inisiatif untuk
menebar virus literasi berawal dari kelas kami sendiri sebagai tujuan
teman-teman SKI 2016 kelas AK 7-8, mampu menciptakan orang-orang mumpuni
dibidangnya. Sebagaimana dalam lirik
lagu mars Adab “ciptakan karya keemasan bagi zamanmu” jadi ini adalah
langkah awal menciptakan karya keemasan di zaman kami.
Sasmita
Rahmi juga menambahkan dalam pendekatan sastra, “Alam pencapaian ini tidak
banyak torehan yang dapat terbentuk begitu cepat, ada kalanya kita harus
menindih diri sendiri untuk membuat alur cerita. Karena kenapa? Kita adalah
orang-orang yang mampu mencetus langkah baru dikemudian hari, dan nyatanya hari
ini sudah terlihat bukti secara otentik bahwa mahasiswa mampu mendobrak
pemikiran mereka sehingga keluar dari zona nyaman yang dijadikan sebagai
landasan utama untuk terus bungkam. Bahkan waktu yang sedemikian sangat singkat
ini sudah ada dobrakan kecil dari mahasiswa saat memperkenalkan budaya A.Kulturasi.Ski,
yakni sebuah kultur literasi yang dirancang/diantisipasi mahasiswa Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) 2016 kelas AK 7-8.
Riska
menambahkan bahwa berangkat dari kesadaran bahwa seorang akademisi yang
berintelek kita harus mampu menciptakan sebuah teori Bersanding Implementasi.
Melirik banyak tapak terjejak telah dilalui siri napacce kiranya tanpa ada tanggung jawab dari label atau simbol yang diemban saat ini yaitu sebagai akademisi. Berlandaskan passion atau keinginan yang kuat kami berembuk untuk menjaga ritme gerakan salah satunya wadah A.Kultur Literasi sekiranya ide-ide bisa tersalur ke khalayak melalui media ini, apa yang selama ini di dapat di bangku akademik maupun non akademik kiranya di implementasi dalam sebuah penciptaan karya sebagaimana .
Pramoedya Ananta Toer dalam BERNAS.id mengatakan, “People can be clever as high as the sky, but as long as he doesn't write, he will disappear in society and from history “. Olehnya itu saya bisa berkesimpulan bahwa Gerak dalam diam Taklukkan dengan Bukti.
Melirik banyak tapak terjejak telah dilalui siri napacce kiranya tanpa ada tanggung jawab dari label atau simbol yang diemban saat ini yaitu sebagai akademisi. Berlandaskan passion atau keinginan yang kuat kami berembuk untuk menjaga ritme gerakan salah satunya wadah A.Kultur Literasi sekiranya ide-ide bisa tersalur ke khalayak melalui media ini, apa yang selama ini di dapat di bangku akademik maupun non akademik kiranya di implementasi dalam sebuah penciptaan karya sebagaimana .
Pramoedya Ananta Toer dalam BERNAS.id mengatakan, “People can be clever as high as the sky, but as long as he doesn't write, he will disappear in society and from history “. Olehnya itu saya bisa berkesimpulan bahwa Gerak dalam diam Taklukkan dengan Bukti.