masukkan script iklan disini
LAPMI, UKKIRI '- Dewan Mahasiswa (DEMA)
Fakultas Adab
dan Humaniora yang bekerjasama
dengan HMI Komisariat Adab dan Humaniora menggelar Bedah
buku “Resolusi Yang Usang” yang di
tulis oleh Zulkifli S.Hum, M.A, dengan mengangkat tema “Adab Beradik” bertempat di lobby Fakultas
Adab dan Humaniora, Jum'at (23/11/2018).
Hasrun, selaku Ketua Umum Dewan Mahasiswa
(DEMA) FAH sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh pengurus periode
ini.
“Kegiatan yang dilakukan ini bekerja sama
dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Adab berkat diskusi kecil
bersama para pengurus Dewan Mahasiswa (DEMA) dan saya secara pribadi mendukung
kegiatan positif yang dilaksanakan ini guna sebagai pemantik bagi mahasiswa
khususnya Fakultas Adab” tuturnya.
Kegiatan bedah buku kali ini dihadiri oleh Muh. Nur
Akbar Rasyid, M.ed., Ph.D selaku Wakil Dekan
III Bidang Kemahasiswaan Fak. Adab
dan Humaniora ia juga merupakan narasumber pada kegiatan ini.
“Selaku pimpinan saya sangat mengapresiasi terbitnya buku ini yang
ditulis oleh salah satu alumni Fakultas Adab karena dalam bukunya dia tidak melepaskan eksistensi dari Fakultas Adab sebagai
tempat berproses sekaligus mengasah kemampuan yang tertuang dalam cerpen “Adab
Beradik” dalam
buku tersebut dan juga naskah drama “Orang-Orang Sakit” yang membawa komunitas
Seni Adab (KisSA) sebagai juara umum Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI)
se-Sulselbar di Polewali Mandar pada saat itu.” Ungkapnya.
Lanjutnya ia berharap seluruh mahasiswa Fakultas Adab bisa mengasah potensinya sehingga bisa menghasilkan karya yang bisa dinikmati bersama-sama.
“Harapan saya tentunya
semua mahasiswa dan Alumni Fakultas
Adab itu bisa mengasah potensinya sehingga menghasilkan
karya yang bisa dinikmati bersama dan karya yang sudah ada itu bisa kita bedah
dan diskusikan bersama terkhusus mahasiswa yang memang suja pada sastra.” Lanjutnya.
Kustiwan Syarief, S.Ag., M.A., Ph.D selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
terlibat juga sebagai narasumber pada kegiatan kali ini dan
sedikit bercerita tentang kegiatan yang sering
dilakukan bersama penulis dan sangat mengapresiasi karya
dari buku tersebut karena ada
banyak sekali pesan yang tersampaikan dalam setiap cerpen-cerpen yang ada
didalam buku Resolusi Yang Usang.
“Saya mungkin sedikit terkesan dengan cerpen yang ada dalam bab
buku ini yaitu “Nek Minah” yang menyisihkan sedikit pesan kepada kita yakni janganlah kita menutupi diri
kita ini dengan topeng-topeng kepalsuan tetapi kita harus berbuat dengan apa
adanya kita.”
Katanya.
Tidak hanya itu,
Zulkifli, yang merupakan penulis buku tersebut juga sangat senang karena
bukunya dibedah oleh orang-orang hebat yang merupakan guru sekaligus teman
diskusi. Ia juga menuturkan bahwa memilih
“Resolusi Yang Usang” sebagai judul buku karena buku tersebut karena sebelumnya ia meprediksi buku ini akan terbit pada tahun 2017 namun gagal pada saat itu.
“Resolusi Yang Usang” sebagai judul buku karena buku tersebut karena sebelumnya ia meprediksi buku ini akan terbit pada tahun 2017 namun gagal pada saat itu.
“Sebenarnya ada banyak
nama yang kemudian menjadi pilihan untuk judul buku ini, namun karena
seharusnya buku ini terbit pada tahun 2017 tapi kemudian gagal pada saat itu. Jadi
judul tersebut sebenarnya adalah sebuah kode karena pernah gagal terbit pada
tahun lalu.” Ungkapnya.
Editor: Rezky Amelia
Jumain