Iklan

Falsafah Zuhud

Lapmi Ukkiri
04 September 2018
Last Updated 2018-09-04T10:03:10Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini

(Belajar dari kisah Nabi Ibrahim dan Burung Bul-bul)

Berawal dari sepenggal kisah dari seorang Nabi yang di beri gelar oleh banyak cendikiawan sebagai Bapak Tauhid (Ibrahim a.s)

Kisah yang saya kutip dari buku syahid Muthahhari dalam (neraca kebenaran & kebatilan) beliau menceritakan kisah nabiullah Ibrahim a.s sewaktu ia di lemparkan ke dalam bara api, seekor burung bul-bul bolak balik mengisi paruhnya yang kecil dengan air dan ia tumpahkan ke dalam kobaran api yg nyalanya sangat besar, melihat upaya bulbul tersebut Ibrahim a.s merasa heran dan bertanya;

"Wahai burung kecil!! Apakah air yang kau tumpahkan dari paruhmu berguna untuk memadamkan kobaran api yang besar ini?"

Burung bulbul menjawab;

"Dengan Cara inilah aku membuktikan iman dan hubungan ku dengan dirimu wahai Ibrahim"

Dari kisah diatas kita menemukan makna hakikat penyembahan, hubungan cinta antara Makhluk dan sang Khalik-Nya. Paruh burung bul-bul yang kecil yang sebenarnya sulit dan bahkan mustahil untuk memadamkan nyala api yang besar menjilat tubuh Ibrahim a.s.

Tetapi hal itu justru menjadi peluang untuk membuktikan cintanya, dengan segenap kekuatan yang ia miliki meskipun nampak kecil namun nilainya sangat besar.

Dalam hal ini kesempurnaan seorang manusia didalam hidupnya bukan hanya sekedar di lihat dari seberapa besar keberhasilannya dalam memadamkan api kejahatan sebab bisa jadi ia akan terkalahkan dan terbakar Api kejahatan yang lebih besar.

Seperti banyak kasus manusia agung yang mati terpancung di medan perang, mati dalam sujudnya di masjid  mati di racun di dalam rumahnya sendiri dll.

Dalam konteks kehidupan kita, terrkadang pesimisme itu hadir di tengah kobaran api kejahatan yang terjadi dalam dinamika sosial keummatan dan kebangsaan dalam negara kita.

Yang secara sepintas sudah lebih dari setengah abad indonesia merdeka. Negara kita masih jatuh bangun dalam menghadapi keterterpurukannya dalam hal ekonomi, masih banyak masyarakat yang siang malam memakan makanan basi, busung lapar hingga laju inflasi yg relatif tak terkendali.

Dalam hukum, lembaga peradilan juga masih menjadi lembaga terkotor di republik ini, di kotori oleh sikap penegak hukumnya yang masih bersikap belum dewasa. Bukan itu saja, demokrasi pancasilanya pun menjadi warung transaksi jual beli kekuasaan oleh segelintir elit yang tak bertanggung jawab. Pesimisme bagi yang mempunyai keprihatinan adalah hal yang niscaya melihat kenyataan ini.

Seperti burung bul-bul kita menghadapi dilema untuk bersikap, apakah memilih berdiam diri karena daya dan upaya kita kecil ataukah kita memilih api kejahatan di negri kita ini kian berkobar. Bukanya menjadi seperti " Bul-bul " sebagian dari kita justru menjadi api itu sendiri .

Yang membakar sendi-sendi kehidupan ummat, bangsa dan negara. Kita bukannya menjadi cahaya di tengah kegelapan justru menjadi bagian dari kegelapan itu sendiri.

Pada setiap tindakan Kebaikan akhlak manusia tertuang nilai tauhid. Salah satu sikap kesempurnaan manusia menurut ayatullah Muthahhari adalah sikap zuhud, secara sederhana di dalam Zuhud tertuang prinsip kesadaran, kesederhanaan & konsistensi.

Seperti revolusi besar yang di gambarkan Muhammad SAW ia memulai dari dakwah dakwah kecilnya.

Tindakan Muhammad SAW yang zuhud inilah yang menjadi cerminan dalam Ahlul baitnya dan sahabat sahabatnya yang setia. Mereka bukan manusia Raksasa dan memiliki Modal material yang besar namun "Paruh kecilnya tidak pernah berhenti dalam memadamkan "Api kebatilan" dan "sayap kecilnya" tiada hentinya terkepak untuk bergerak memberikan peringatan bagi penguasa yang menindas.

Belajar dari burung bul-bul, sekecil apapun kebaikan yang ia lakukan untuk membuktikan kecintaannya tiada yang sia sia sebab ia sadar bahwa ada kekuatan besar yang mengamati dan mengawasinya.

Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan melebihi malaikat juga mampu lebih rendah dari burung bul-bul.

Wallahu a'lam bi  alshawab
Allahumma sholli ala muhammad wa ali muhhamad wa ajjil farajahum.

Penulis: A. Andika Wirawan
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl