Iklan

Falsafah Manusia

Lapmi Ukkiri
28 September 2018
Last Updated 2020-06-23T04:28:28Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini


Oleh: Rahmat Achdar
Manusia adalah mahluk hidup paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai Khalifah dimuka bumi ini, manusia adalah musafir dengan pelita tawasul dan ibadah, masing-masing mempunyai jalan yang berbeda untuk menggapai permata kebahagiaan dalam hidupnya. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah seperti Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.

Proses penciptaan manusia menurut hadist Nabi Muhammad SAW yang di riwayakan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas'ud, bahwa Nabi pernah mengatakan bahwa; "Tatkala dahulu, jatuhlah zat air kejadian, bercampur dari sulbi ayah dengan taraib dari ibunda. empat puluh hari pertama bernama nutfah, artinya air segumpal. Empat puluh hari sesudahnya bernama alaqah yang artinya darah segumpal. Empat puluh hari kemudian mudhgah, artinya daging segumpal.

Setelah cukup bilangan 120 hari, datanglah malaikat menghembuskan nyawa dan mengantarkan empat kalimat yaitu kitab (tulisan) tentang rezeki, ajal, amal usaha dan juga untung celaka dan bahagia manusia tersebut. Apabila telah sampai pada bilangan sembilan bulan sepuluh hari, maka lahirlah anak itu ke dunia.

Berangkat dari proses penciptaan tersebut, dalam diri manusia yang sebenarnya  terdapat potensi spiritual. Diantaranya, moralitas (gemar mengasihi dan membantu), religius, gemar akan keindahan, potensi berkreasi dan berpikir ilmiah.

Menurut Paulo Freire manusia merupakan satu-satunya mahluk yang memiliki hubungan dengan dunia. Manusia berbeda dengan hewan, tapi berpotensi menjadi seperti hewan, dimana ketika dia tidak berhasil menggunakan akal pikirannya dengan baik maka ia akan bersikap seperti hewan. Mungkin inilah penyebabnya kenapa seorang Charles Darwin sang naturalis dan ahli geologi Inggris ini bergumam dengan teori evolusinya.

Tentunya sebuah teori yang di mana penulis juga tidak dapat menafikkan hal itu ketika di benturkan dengan fenomena pada manusia sekarang, atau biasa di sebut dengan kids jaman now.

Pada era kehidupan kids jaman now ini banyak bermunculan manusia-manusia yang serba gaduh, memberhalakan isntitusi agama sembari menafikan nilai-nilai ketuhanan. Agama terpisahkan dari Tuhan lantaran kecenderungan formalisme. Mereka lupa bahwasanya Allah yang telah meminjamkan ruh kepadanya, sehingga perilakunya jauh dari kebijaksanaan.

Padahal pada fitrahnya, manusia telah di ciptakan dalam keadaan hanif  yakni berpegang teguh pada keselamatan dan kebenaran. Jadi ketika misalnya ada manusia yang cenderung berbuat hal­-hal yang jauh dari kebenaran, maka ia dinyatakan telah melanggar fitrahnya sendiri.

Berangkat dari konteks pemahaman di atas, telah jelas bahwasanya akal pikiran serta potensi pada manusia merupakan sebuah elemen-elemen penting dalam mengejawantahkan sebuah hubungan yang harmonis. Baik hubungan kepada Allah, maupun hubungan bermasyarakat (Hablum minallaah wa hablum minannaas). Karena pada dasarnya, manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup dengan sendirinya pasti memerlukan sebuah kelompok atau masyarakat dalam kesehariannya.

Hidup merupakan sebuah pilihan, benar atau tidaknya kembali pada individu manusia masing-masing. Akan tetapi jika seseorang manusia yang telah dianugerahi kecerdasan namun tidak menggunakannya sebagai mana mestinya dan tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya, maka ia telah melakukan kesalahan.

Sedikit mengutip perkataan Cak Nun bahwa  "begitu engkau menjadi manusia,maka engkau mempunyai kewajiban untuk mencintai sesama manusia, siapapun dia".

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl