Iklan

Pak Uci, dan Pekerjaan Sederhananya

Lapmi Ukkiri
13 August 2018
Last Updated 2018-08-16T16:51:08Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini

Matahari pagi baru saja muncul di ufuk timur dan  nampak embun masih membasahi dedaunan di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar. Telah terlihat beberapa orang yang sudah memulai rutinitas keseharian mereka sebagai seorang mahasiswa, terlihat dari kendaraan yang sudah memenuhi parkiran.

Sebuah motor tua baru saja terparkir yang dikendarai oleh seorang pria berusia lanjut dengan perawakan gempal dan rambut yang mulai agak memutih.

Sontak perhatian saya tertuju kearah beliau tanpa pikir panjang saya kemudian menghampirinya dan mencoba memulai percakapan. Seperti biasa senyum khas dengan penuh keikhlasan menyambut kedatangan saya pagi itu. Lalu saya kemudian memulai dialog seperti biasanya ketika kami bertemu di setiap pagi.

Pak Uci. Kami selalu memangilnya dengan sebutan itu. Lelaki yang lahir 68 tahun lalu ini bukan orang asing bagi mahasiswa di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar.

Belasan tahun lamanya beliau mengabdikan diri sebagai cleaning service, pekerjaan yang dimana membuatnya bisa berinteraksi dengan banyak mahasiswa. Tak sedikit di antara kami menaruh hormat kepada beliau karena kami sudah menganggap beliau sebagai orang tua.

Meski upah yang didapatkan tidak sebanding dengan pekerjaan yang dikerjakannya tetapi pekerjaan yang dilakukan tetap dilandasi dengan kesabaran dan ketahaban, belum lagi kondisi kehidupan ekonomi yang  jauh dari kata sejahtera.

Beliau pernah menasehati kami bahwa kehidupan sekarang adalah proses menuju kehidupan yang abadi, diselingi dengan nada suara yang terbata beliau juga mmenceritakan pengalamannya selama bekerja di Fakultas Adab.

Masih jelas dalam ingatannya beberapa orang mahasiswa yang kemudian sering berkegiatan di kampus 1 sebelum pindah ke kampus 2, terutama pada saat malam hari. Beliau menceritakan dimana pada saat itu ia rela menemani mahasiswa begadang sampai pagi membantu melancarkan kegiatan mahasiswa meskipun jam kerjanya telah usai.

Pak Uci juga orang yang tak banyak neko-neko bahkan pernah hampir diberhentikan. Walaupun dengan berbagai masalah yang menimpanya, beliau menerima dengan ikhlas hal tersebut dan tanpa diduga beberapa dosen tetap mempertahankan agar beliau tetap bekerja.

Masih teringat dalam ingatannya pada suatu waktu beliau mendapat ujian yakni disaat ia mendapatkan sebuah amplop dan didalam amplop tersebut terdapat uang dengan nominal 30 juta tetapi beliau tidak sedikitpun berniat untuk mengambil uang tersebut. Alhasil, uang tersebut dikembalikan kepada si pemilik.

Iapun  juga pernah mencoba mengadu nasib untuk menjadi seorang PNS tetapi beliau kemudian gagal untuk menjadi PNS.

Kegagalan yang dihadapi dalam setiap usaha yang dilakukannya untuk mengubah nasib tidak membuatnya patah semangat. Harapan besarnya kepada mahasiswa khususnya di Fakultas Adab adalah tetap menjaga persatuan dan kebersamaan yang telah beliau rasakan selama belasan tahun bekerja tempat ini. Menghindari perpecahan adalah jalan terbaik untuk melanggengkan kebersamaan.

Pak Uci adalah cermin bagi kita untuk tetap menjalani kehidupan dengan penuh kesabaran dan ketabahan, tak peduli apapun tantangan yang kita hadapi. Hari ini ditengah susahnya lapangan pekerjaan kita masih sering memilih untuk bekerja di tempat yang nyaman dengan upah selangit.  Namun, bagi Pak Uci sepertinya impian itu masih harus di timang-timang terlebih dahulu.

Beberapa orang sepertinya akan berpikir bahwa pekerjaan yang nyaman dan menjajikan kehidupan yang lebih layak bukanlah yang utama tetapi mengambil pelajaran dari apa yang kita kerjakan itulah yang lebih utama.

Sebelum kami berpisah di pagi itu, beliau sempat berbisik ke telinga saya;

“Janganko pernah berhenti berbuat baik sama orang lain karena besok-besok bisa jadi kebaikan mu itu yang membuat orang lain peduli sama kamu”.

Lalu kami melangkah ke arah yang berbeda.

Penulis: Muhammad Syamsul Abdullah
Editor: Rezky Amelia Jumain
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl