masukkan script iklan disini
Eko berkunjung dan berdiskusi mengenai peran media di era millenial dan atensinya terhadap sebuah pergerakan.
Menurut Eko, mahasiswa haruslah berperan aktif dalam media dengan membuat wacana-wacana alternatif karena media di era millenial ini sangatlah mainstreem atau diluar dari fungsi yang sebagaimana mestinya.
"Media sekarang ini sangatlah mainstreem, dengan berbagai kompetisi liar ini haruslah diselingi dengan berbagai ide dan wacana-wacana alternatif dari mahasiswa, contohnya lembaga pers mahasiswa yang mesti di akui keberadaanya karena ini adalah ruang demokratif. Dan soal monopoli dan lain sebagainya itu adalah perkara lain, yang jelas mahasiswa harus aktif untuk terlibat langsung." Tuturnya.
Iapun menambahkan, lembaga pers mahasiswa merupakan roh dan jantung dari perguruan tinggi yang seharusnya memberikan tulisan-tulisan alternatif, kritik, agar dapat mempertahankan fungsi dari media mahasiswa.
"Lembaga pers mahasiswa haruslah lebih relevan, kontekstual dan lebih aplikatif bagi mahasiswa". Tambahnya.
Dengan kedatangan Eko ke sekretariat HMI Komisariat Adab dan Humaniora ini memberi angin segar bagi kader. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum HMI Komisariat Adab dan Humaniora, Muhammad Syamsul Abdullah, menurutnya, kegiatan atau forum diskusi ini dapat membangun kembali semangat intelektual.
"Forum-forum diskusi seperti ini sangat diperlukan, karena dapat membangun kembali semangat intelektual dan kembali merawat kesadaran serta harapan, apalagi melihat kondisi kampus dan mahasiswa saat ini kelihatannya sudah kehilangan semangat berintelektualnya." Imbuhnya.
Mas Eko berpesan kepada setiap mahasiswa agar selalu terlibat dalam setiap proses yang dimana kita harus masuk didalamnya.
"Menulislah, berkaryalah, dan bagun opini-opini yang kritis." Harap Eko.
Penulis: Rezky Amelia Jumain