masukkan script iklan disini
Duduklah
sosok perempuan di atas kursi itu dengan kesibukannya dan aku mulai
kembali beraktifitas tuk memecahkan teka-teki segala permasalahan yang
terhadapi, permasalahan yang mungkin tidak seharusnya ku pikirkan
berlarut-larut namun itulah hal bodohku, selalu memikirkan sesuatu yang
menurutku belum tuntas dan perlu dituntaskan. Sesekali menatapnya
diam-diam begitupula dia yang sesekali mempertanyakan tentang
"kebosananku", aku menjawab "aku tak bosan". Dalam diri terbesit,
kebosanan hanya untuk mereka yang berjalan tanpa kasih sayang untuk
setiap langkah. Perempuan ini adalah perihal yang ku jaga dalam jiwa dan
raga bukan hanya kata meski hal ini tergambar melalui kata karna itulah
kemerdekaan bagi sang kata, mampu menyambung relasi atas ide dengan
kenyataan tapi percayalah kata itu tak berdusta walau kata kadang
menjadi janji dan janji sering tak tertepati. Cukup masa lalu yang kerap
mempermainkan kata hingga menjadi luka dan biarkan masa kini dan masa
depan dijalani tanpa rasa takut akan hal itu. Peristiwa di masa lalu
adalah pembelajaran bukan musuh yang mematikan, kematian akan selalu
membayangi termasuk ketakutan menghadapi kondisi hari ini karna masa
lalu yang pedih. Melakukan sesuatu hal dengan sebaik-baiknya dengan
totalitas penuh merupakan hal terpenting yang mesti dilakukan di setiap
perkara dan selebihnya berserahlah pada pemilik segala-Nya.
Aku
kembali menatap perempuan itu yang tengah total terhadap apa yang
digeluti saat itu. Aku belajar pada dunianya meski duniaku tak mirip
dengannya, ini bukan perihal memaksakan tapi inilah pembelajaran, inilah
Makrifat Pemikiran, "saling memahami, menepis ego dan saling mengalah".
Menyatukan dua dunia yang agak berbeda bukanlah kemustahilan, yang
mustahil adalah hendak menyatukan dua hal yang berbeda tanpa berusaha
dengan maksimal. Merasakan dunia baru bukanlah sebuah kekeliruan
bukankah yang namanya kehidupan itu dinamis begitupula pemikiran?
Menolak dunia baru merupakan sebuah bentuk penolakan terhadap kehidupan,
tak ada paham yang menghendaki penolakan terhadap dunia baru atau
dinamika zaman hari ini namun korelasi kesadaran individu dengan kondisi
hari ini harus tetap ada.
Menggambarmu
melalui kata, itu tak akan pernah cukup karna dirimu bukanlah objek
tulisan. Dirimu adalah doa yang selalu terpanjatkan untuk melengkapi
diri ini serta berguna bagi kehidupan. Semoga segalanya diridhoi
oleh-Nya!
Oleh : Askar Nur