masukkan script iklan disini
LAPMI,
UKKIRI’
- Merespon
kenaikan harga
Bahan
Bakar Minyak (BBM) Per 1 Juli 2018, sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa Raya (CAGORA) melakukan aksi
penolakan di dua titik. Pertama, di depan kampus I UIN Alauddin Makassar dan yang kedua di PT. Pertamina (Persero) Jalan Garuda No.1 Makassar. Selasa (06/07/2018).
Dalam aksi demo di depan kampus I UIN Alauddin, mahasiswa yang tergabung kurang
lebih 200 orang ini memberhentikan truck dari
PT. Pertamina dan menggunakannya
sebagai mimbar orasi.
Aksi yang digelar mahasiswa pun tidak luput dari beberapa tuntutan yang ditujukan kepada PT. Pertamina agar memberi akses yang
lebih luas terkait premium dan Gas Elpiji di pedesaan.
“Kami meminta kepada PT. Pertamina agar kiranya
mempermudah akses premium di SPBU yang ada di daerah-daerah. Terkait kenaikan
Gas Elpiji juga menjadi tuntutan kami.” tuntut Ahmad Zulfikar selaku Kordinator Lapangan.
Ketika diminta menyampaikan statement terbuka mengenai kenaikan dan kelangkaan BBM di beberapa
titik SPBU,
maka
wakil dari pimpinan PT. Pertamina Marketing Operation Region VII Sulawesi,
Iketut Permadi Arya Kumara, memberi keterangan terkait alasan dinaikkannya harga BBM.
“Perlu
kami luruskan bahwa kenaikan BBM per tanggal 1 Juli hanya berlaku pada BBM
jenis Pertamax yang notabenenya adalah BBM non-subsidi. Kenaikannya bervariasi
mulai dari Rp 50 – Rp 600. Kenaikan
BBM non-subsidi selalu
mengalami fluktuasi dan setiap badan usaha wajib melapor kepada pemerintah agar
kami dapat melakukan perubahan harga” jelasnya
Iketut menambahkan jika harga BBM jenis premium, solar, pertalite,
termasuk solar non-subsidi tidak ada
perubahan.
Mengenai premium
yang langka di beberapa daerah, perlu data terkait SPBU mana yang mengalami kelangkaan premium.
“Kami
tidak membatasi atau mengurangi pasokan ke SPBU, namun jika ada ditemukan kekosongan
di beberapa
SPBU silahkan informasikan kepada kami” tambahnya
Sementara itu, Ardi selaku Jendral Lapangan memberikan catatan besar
bagi pihak pertamina dengan menyebutkan beberapa SPBU yang kurang pasokan Premium.
“Beberapa SPBU yang mengalami kelangkaan premium diantaranya, SPBU yang berada
di Hertasning Pao-pao, SPBU Talasalapang
samping Kampus UNISMUH, serta SPBU di perempatan Petarani, jarang sekali kami mendapatkan premium. Ketika hendak mengisi premium, pegawai SPBU justru menawarkan kami
pertalite dengan dalih bahwa premium tinggal sedikit” tegasnya.
Sikap ini kemudian menimbulkan sebuah tanda tanya yang seraya mengajak masyarakat menggunakan
pertalite dan meninggalkan premium. Padahal seharusnya premium sudah menjadi hak masyarakat
yang telah disubsidi.
Setelah dimintai pernyataan sikap oleh Ketua Umum HMI Cabang Gowa Raya, Andi Jimmy Rusman,
pihak pertamina bersedia mengecek
SPBU-SPBU yang kurang pasokan premium
dan segera menindaklanjuti jika ada
keluhan dari masyarakat.
Penulis: Rini Asriasni
Editor : Nurhidayatillah