masukkan script iklan disini
LAPMI,
UKKIRI’ - Maraknya
kelangkaan bahan bakar premium di Sulawesi Selatan telah dirasakan masyarakat
sejak tahun 2017. Hal tersebut dipicu dengan dugaan bahwa adanya permainan
mafia minyak dibalik dsitribusi bahan bakar premium.
Dengan kelangkaan bahan bakar premium ini, maka
masyarakat diharuskan untuk menggunakan bahan bakar non subsidi seperti
pertalite dan pertamax.
Kabid PTKP Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Gowa Raya,
Ardiansyah, menganggap bahwa pihak Pertamina dan BPH Migas yang harus
bertangungjawab atas maraknya kelangkaan bahan bakar subsidi ini.
“Hal tersebut menurut kami dipicu oleh permainan mafia minyak dibalik distibusi bahan bakar premium subsidi dan sebagai alibi masyarakat dipaksakan untuk menggunakan bahan bakar jenis pertalite yang pada dasarnya adalah non subsidi. Sementara, BPH Migas dan PT. Pertamina Regional VII yang seharusnya bertanggungjawab malah cenderung melakukan pembiaran terhadap aktivitas para mafia tersebut.” Ungkapnya.
“Hal tersebut menurut kami dipicu oleh permainan mafia minyak dibalik distibusi bahan bakar premium subsidi dan sebagai alibi masyarakat dipaksakan untuk menggunakan bahan bakar jenis pertalite yang pada dasarnya adalah non subsidi. Sementara, BPH Migas dan PT. Pertamina Regional VII yang seharusnya bertanggungjawab malah cenderung melakukan pembiaran terhadap aktivitas para mafia tersebut.” Ungkapnya.
Bukan hanya bahan bakar minyak, permainan para mafia dan ketidakbecusan BPH Migas serta PT. Pertamina merambah ke pengelolaan gas. hal tersebut tercermin dari konsep bright gas yang di keluarkan oleh pertamina dengan harga diatas rata-rata.
Olehnya, dibalik sekelumit persoalan menyangkut migas tersebut aktivis HMI Cabang Gowa Raya ini meminta Menteri ESDM guna mencopot General Manager PT Pertamina Regional VII dan Kepala BPH Migas agar segera melalukan pembaruan di tubuh Pertamina dan BPH Migas.
“Kami meminta Menteri ESDM serta DPR RI
untuk segera mencopot General Manager PT. Pertamina Regional VII dan Kepala BPH
MIGAS dan juga segera melakukan penyegaran ditubuh Pertamina dan BPH Migas
sebelum mahasiswa dan rakyat muak kemudian bertindak sesuai kehendaknya”
ungkapnya.
Penulis: Rezky Amelia Jumain